Boyolali (ANTARA) - Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan dugaan kasus perusakan kaca jendela sekolah di SD Negeri 2 Gunungsari Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, oleh orang yang tidak dikenal yang sempat viral di media sosial.

"Kami masih melakukan penyelidikan karena tidak ada saksi yang melihat kejadian itu. Kami masih melakukan penyelidikan diawali dengan pemeriksaan dan olah TKP untuk dapat pengungkap pelakunya dan mengetahui latar belakangnya. Kami minta dukungan untuk segera bisa mengungkap kasus itu," kata Kepala Polsek Wonosegoro Polres Boyolali Iptu I Nyoman Sumasna di Boyolali, Jumat.

Iptu I Nyoman Sumasna mengatakan pihaknya telah mendapatkan laporan adanya dugaan kasus perusakan kaca jendela di SDN 2 Gunungsari Wonosegoro Boyolali, pada Kamis (2/9), langsung ke lokasi kejadian perkara (TKP).

Baca juga: Polisi amankan 13 terduga perusakan sekolah di Bandung

"Kami setelah mendapat laporan langsung mengecek ke lokasi SDN 2 Gunungsari, dan ternyata benar puluhan kaca jendela di ruangan TK, seluruh ruang kelas SD serta perpustakaan rusak atau kaca jendelanya pecah berantakan," kata Kapolsek.

Menurut Kapolsek, kaca tersebut dipecah dengan benda keras dan diduga dilakukan pada malam hari, karena tidak satu saksi warga setempat yang melihat kejadian itu.

Kepala SDN 2 Gunungsari Wahid Sri Wahyono mengatakan pihaknya mengetahui kejadian perusakan kaca jendela SDN 2 Gunungsari dari penjaga sekolah dan guru yang datang pertama di sekolah, pada Kamis (2/9), sekitar pukul 07.00 WIB

Wahid Sri Wahyono mengatakan dirinya kemudian datang ke sekolah untuk mengecek kebenaran adanya perusakan kaca jendela yang dipecah, dan ternyata benar hampir semua kaca jendela sekolah kondisi pecah.

Baca juga: Fasilitas sekolah di Beoga kembali dibakar KKB

Setelah itu, pihaknya langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Wonosegoro dan tidak lama kemudian datang tiga personel anggota polisi melakukan pemeriksa kerusakan kaca jendela sekolah serta meminta keterangan saksi.

Menurut dia, akibat kejadian perusakan tersebut ada 37 jendela kaca sekolah yang rusak antara lain dari gedung TK, ruang kelas 2, 3, 4, 5, 6 dan gedung Perpustakaan. Motifnya tidak tahu karena sekolah selama ini tidak ada masalah dengan masyarakat setempat.

"Saya juga kaget dan terpukul karena sekolah tidak pernah ada masalah dengan masyarakat setempat. Siswa untuk sementara belajar daring karena belum ada perintah dari Disdikbud untuk pembelajaran tatap muka (PTM)," katanya.

Baca juga: 300-an anak Kampung Banti Papua tidak bersekolah sejak sekolah dibakar

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021