Boston (ANTARA News/Reuters) - Pendukung pendiri WikiLeaks Julian Assange segera membangun tentara maya, yang menutup laman dua perusahaan terbesar kartu kredit dunia menggunakan perangkat sederhana, yang diunggah di Internet.

Laman MasterCard Inc ambruk pada sebagian besar Rabu saat kelompok menyebut diri AnonOps menggalang serangan "penolakan layanan" atas raksasa kartu kredit itu, yang menghentikan arus sumbangan untuk WikiLeaks setelah Amerika Serikat mengecamnya atas penyiaran kawat peka diplomatik.

Laman Visa Inc untuk sementara mati pada Senin malam di Amerika Serikat dan kelompok sama menyatakan bertanggung jawab atas kejadian itu.

Serangan penolakan layanan itu biasanya menggunakan botnet, atau kumpulan komputer, yang telah digalang peretas jahat, untuk melumpuhkan laman dengan menghantamnya dengan jumlah besar permintaan keterangan secara serentak.

Tapi serangan atas MasterCard dan Visa itu tampak datang dari upaya akar rumput, yang digalang AnonOps.

Kelompok itu menyalurkan perangkat lunak canggih untuk meretas, yang secara nisbi sederhana bagi pendukung untuk dipasang di komputer mereka.

"Sangat mudah melancarkan serangan itu," kata John Bumgarner, kepala bagian teknologi Satu Dampak Maya Amerika Serikat, yang memantau serangan maya.

Kelompok itu menggunakan Twitter untuk mencari pendukung, merujuk mereka ke lamannya, tempat mereka dapat mengunduh perangkat lunak tersebut, yang mengubah komputer pribadi Windows atau Mac menjadi senjata melawan laman MasterCard.

Sean-Paul Correll, peneliti pada perusahaan anti-virus PandaLabs, yang memantau kegiatan AnonOps, menyatakan kelompok itu memiliki ribuan komputer pribadi dalam pasukan relawannya.

"Kelompok itu semakin putus asa mencoba mengecam," katanya, "Mereka akhirnya tahu dapat menggunakan teknologi untuk melawan balik, bahwa mereka tidak harus berdiri di garis jaga."

WikiLeaks mendapat pengawasan antarbangsa setelah melansir rangkaian kawat diplomatik, yang membuat marah dan malu Washington.

Assange ditangkap di Inggris pada Selasa atas tuduhan pelanggaran seksual.

Serangan atas Visa dan MasterCard itu diduga pembalasan atas ulah dua perusahaan pengelola kartu kredit dan debit menutup sumbangan ke laman WikiLeaks.

Laman AnonOps menghubungkan pengguna ke kamar ngobrol, tempat beberapa di antaranya bertanya tentang cara menggunakan perangkat lunak itu dan lain-lain tentang keberhasilan mereka.

"MasterCard masih lumpuh. Ya, gila," kata salah satu peserta tanpa nama.

"Kerja bagus, semua!" kata pengguna lain.

MasterCard menyatakan serangan tersebut tidak memengaruhi inti kemampuan pengolahan pembayarannya, tapi ada beberapa pemutusan terbatas pada layanan berasakan lamannya. Perusahaan itu tak merincinya.

Juru bicara Visa Paul Cohen dalam surat maya pada Rabu malam menyatakan jaringan pengolahannya berjalan biasa dan pemegang kartu dapat terus menggunakan kartu mereka seperti biasa. Data keuangan tidak dalam bahaya.

Ia menyatakan kelumpuhan laman itu akibat lalu lintas lebih ramai daripada biasa dan mengatakan bahwa Visa "mengambil langkah untuk mengembalikan laman itu ke kekuatan penuh dalam beberapa jam ke depan".

Dalam percakapan maya dengan kantor berita Prancis AFP, pengelola Anonymous menyatakan 4.000 peretas memberi dukungan bagi upaya kelompok itu sebagai jawaban atas permintaan melalui Internet untuk membantu WikiLeaks.(*)

(Uu.B002/H-AK/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010