Bekasi (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kota Bekasi hingga November 2010 menemukan 49 orang penderita penyakit kaki gajah dengan kondisi yang sudah memprihatinkan dan sebagian besar dalam kondisi cacat permanen.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi dr Retni Yonti di Bekasi, Senin, mengatakan, penderita cacat akibat kaki gajah itu sulit disembuhkan dan pengobatan dilakukan untuk mencegah meluasnya tingkat kecacatan serta mematikan virus dengan vektor penyebab dari nyamuk tersebut.

"Petugas yang kita siagakan termasuk dari Puskesmas menemukan tambahan penderita baru pada 2010. Meski pemberian obat-obatan mencegah penyakit tersebut telah dilakukan tapi masih ada yang tertular," ujarnya.

Untuk 2010, pihaknya akan terus melakukan pengobatan terhadap penderita serta pencegahan dengan mendistribusikan ke tempat-tempat yang potensial berkembangnya penyakit tersebut seperti di lingkungan dengan sanitasi jelek.

Bagi penderita kaki gajah yang sudah masuk kategori cacat permanen ia mempersilahkan dilakukan amputasi tapi Dinkes tidak menyediakan tangan ataupun kaki palsu untuk menunjang mobilitas mereka.

"Kita tidak ada alokasikan dana APBD untuk kebutuhan tersebut. Warga yang mau diamputasi silahkan tanggulangi sendiri biayanya," ujar Retni.

Adanya temuan 49 kasus kaki gajah tersebut belum akan menjadi dasar bagi pemerintah kota (pemkot) untuk menetapkan kejadian luar biasa (KLB) kecuali sudah ada 100 kasus temuan.

Pihaknya pada Juni 2010 telah memberlakukan pengobatan massal kaki gajah di 44 kelurahan se Kota Bekasi dari 56 kelurahan yang ada.

Selain itu, ujar alumnus kedokteran Universitas Andalas Padang itu, telah dilakukan pendekatan temuan kasus dan sosialisasi ke masyarakat untuk penanggulangan penyakit tersebut.

Bahkan, penerapan kewaspadaan dini rumah sakit dalam mencegah serta mengobati penyakit kaki gajah tersebut sudah dilakukan termasuk di Puskesmas. (M027/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010