Jakarta (ANTARA News) - Duta Air Susu Ibu (ASI) Sentra Laktasi Indonesia, Sophie Navita, memilih untuk menolak rejeki jika itu tidak sesuai dengan misinya sebagai Duta ASI.

"Saya pernah ditawari untuk membintangi iklan susu formula. Saya sempat berpikir ulang ketika melihat angkanya, apa seharusnya saya terima. Angkanya cukup untuk beli rumah, bapak ibu. Tapi akhirnya saya memutuskan untuk tidak menerima," ungkap Sophie, yang juga aktris dan presenter itu, ketika ditemui di Hotel Park Lane, Jakarta, Selasa.

Keputusan untuk menolak rejeki yang cukup besar itu disebut Sophie yang sering menjadi MC itu merupakan salah satu hal yang membanggakan karena ia masih ingin untuk mensosialisasikan pentingnya ASI sesuai tugasnya menjadi Duta ASI.

"Jadi saya memutus Biarkanlah mereka (pengusaha susu formula) dengan jalannya sendiri, saya dengan jalan saya sendiri," ujar istri Stefanus Pongki Tri Barata alias Pongki, vokalis Jikustik itu.

Berbicara di Lokakarya bersama tokoh-tokoh agama mengenai pandangan dan peran organisasi agama dalam memasyarakatkan ASI, Sophie terlihat fasih dan menguasai perihal praktek menyusui dan pentingnya memberikan ASI ekslusif.

Sophie yang juga memberikan ASI eksklusif bagi anak-anaknya itu terlihat tegas dalam melarang para ibu menyusui memberikan susu formula bagi bayi mereka kecuali ada indikasi medis yang disarankan dokter.

"ASI bukan pilihan terbaik bagi bayi, ASI adalah satu-satunya pilihan bagi bayi," katanya berapi-api.

Ibu-ibu menyusui di Indonesia dikatakan Sophie seringkali kurang mendapatkan informasi yang benar mengenai pentingnya ASI ditambah dengan bertubi-tubinya iklan susu formula di televisi yang dapat mempengaruhi keputusan ibu menyusui.

"Ibu-ibu kita belum terpapar info yang benar tentang ASI. iklan di televisi bahkan tetap diberikan hingga jam 2 malam, yang mungkin lama kelamaan dapat juga mempengaruhi ibu menyusui," ujarnya.

Sophie juga menyebut Urusan menyusui bukan hanya tanggung jawab tenaga kesehatan tapi merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat.

"Ini adalah tanggung jawab kita semua. Karena 50 persen kegagalan menyusui adalah kesalahan sang ayah," tudingnya.

Bagi ibu hamil, Sophie menyarankan agar daripada sekadar sibuk memilih baju biru atau "pink" bagi bayinya, lebih baik menemui konselor ASI.

"Lebih banyak persiapan bagus sehingga diharapkan nanti waktu `show time` tidak demam panggung lagi," katanya mengakhiri paparannya.(*)

A043/A041

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010