Jakarta (ANTARA) -
Dokter spesialis anak RS Bunda Jakarta dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi Sp.A mengatakan ibu yang bekerja perlu menyiapkan ASI perah minimal 500-600cc sehari untuk memenuhi kebutuhan ASI bayi usia 3 bulan.
 
“Kalau ibu bekerja 12 jam sehari ASI perah untuk bayi 3 bulan minimal 600cc harus dapat,” kata dr.Tiwi dalam acara edukasi kampanye ASI berkualitas di Jakarta, Rabu.
 
Dokter yang menamatkan studi di Universitas Indonesia ini mengatakan perhitungan kebutuhan asupan ASI untuk bayi bisa dihitung berdasarkan berat badan bayi, dikalikan dengan 150-180 cc. Jika bayi di usia kedua atau tiga bulan diasumsikan memiliki berat badan 5 kilogram, maka kebutuhan ASI-nya bisa mencapai 750cc sampai 1 liter.
 
Kenaikan berat badan bayi juga tergantung dari ASI yang dikonsumsinya. Idealnya, dalam tiga bulan pertama, bayi harus naik 20-40 gram sehari. Jika bayi kecil atau dalam sebulan berat bayi kurang dari 1.200 gram, maka kualitas ASI bisa dikatakan tidak baik.
Tiwi juga mengatakan kualitas ASI yang baik adalah yang tinggi kandungan lemak dengan ciri-ciri lebih kental atau disebut hindmilk. Sementara ASI yang lebih encer atau foremilk memiliki kandungan laktosa yang tinggi yang baik untuk pencernaan.
 
“Biasanya ASI kalau kental hindmilk banyak lemak, itu yang bikin berat badan tinggi dan perkembangan otak, bukan berarti ASI encer tidak baik, ada foremilk tinggi laktosa dan tinggi protein itu bagus untuk pencernaan,” kata Tiwi.
 
Cara mendapatkan ASI berkualitas, kata Tiwi, adalah rajin memerah ASI terutama saat awal kelahiran. Ia menyarankan ibu menyusui harus memerah setiap tiga jam sekali untuk mendapatkan ASI berkualitas dan produksi yang semakin meningkat.
 
Edukasi tentang menyusui pada ibu yang akan melahirkan juga perlu ditanamkan bahwa hormon ibu untuk memproduksi ASI pada saat baru melahirkan butuh waktu dan akan meningkat jika rajin menyusui bayi secara langsung maupun dengan diperah.
 
“Kalau bersama bayinya tapi susah menyusui karena lecet, perah saja tiap 3 jam, setiap ibu yang perah ASI sejak awal pasti naik produksinya, sambil belajar menyusui,” kata Tiwi.

Baca juga: Serba-serbi upaya untuk menjadi ibu yang sukses menyusui

Baca juga: Ibu sehat dan bahagia menyusui, anak terpenuhi nilai gizi

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024