Surabaya (ANTARA News) - Pelukis Bali, Kinkin Abdul Azis, dan rekannya asal Yogyakarta, Sumadi, memamerkan 50 lukisan bertajuk "Woman" di Galeri Seni Museum HOS Sampoerna, Surabaya, 22 Desember 2010 - 16 Januari 2011.

"Saya memang lebih senang melukis model daripada melukis bangunan yang terkesan formal. Karena itu, saya melukis perempuan yang saya temui di Bali, Yogyakarta, Bandung, dan sebagainya," katanya di Surabaya, Rabu.

Di sela-sela persiapan pametan seni lukis "Woman" dalam rangka Hari Ibu itu, pelukis Bali kelahiran Tasikmalaya itu menjelaskan, dirinya menampilkan 28 lukisan tentang perempuan, sedangkan rekannya Sumadi menyumbang 22 lukisan tentang perempuan.

"Bagi saya, perempuan itu cukup menarik untuk model lukisan, mulai dia masih bayi hingga dia menjadi nenek-nenek yang berkeriput. Wajah dan keriput itu sangat menarik untuk dilukis," paparnya.

Pelukis yang pernah berpameran di Jakarta, Bali, Taiwan, dan Korea itu menilai, perempuan adalah salah satu makhluk Tuhan yang sangat indah dan hampir semua pelukis realis di dunia dari zaman dulu sampai akhir zaman itu pernah dan akan terus melukis perempuan.

Senada dengan itu, rekannya Sumadi mengatakan pameran "Woman" itu memang terinspirasi peringatan Hari Ibu di bulan Desember ini.

"Di Hari Ibu, kami ingin mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih kepada seluruh kaum perempuan. Pameran `Woman` itulah bentuk ungkapan kekaguman kami," kata pelukis yang pernah berpameran di Jakarta, Yogyakarta, Bali, Belanda, Korea, dan Singapura itu.

Dalam pameran yang merupakan kolaborasi dirinya dengan Kinkin yang pertama kali itu, Sumadi menyuguhkan lukisan berjudul "Aku dan Bundaku", "Ibu dan Anak", "Kasih Sayang Mama", dan sebagainya.

"Perempuan adalah objek yang tak pernah habis untuk dilukis. Karena pada perempuan terdapat banyak segi yang menarik yang artistik," katanya, didampingi Manajer Museum HOS Sampoerna, Rani Anggraini.

Sementara Kinkin yang lulusan Universitas Negeri Jakarta (2000) itu menampilkan lukisan berjudul antara lain "Bellow The Patron", "Wayang Golek Beauty", "On The Hill", dan sebagainya.

Karya-karya Sumadi yang menggambarkan peran perempuan sebagai seorang ibu itu menggunakan cat minyak di atas kanvas, sedangkan Kinkin lebih memilih menggambarkan kecantikan dan kemolekan tubuh perempuan dengan menggunakan cat air.
(T.E011/C004/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010