Boyolali (ANTARA News) - Jembatan Kali Juweh yang menghubungkan Desa Jrakah dengan Desa Tlogolele hampir runtuh akibat diterjang banjir lahar dingin.

Banjir lahar yang menerjang jembatan Kali Juweh, pada Minggu (2/1) malam, menyebabkan pondasinya tergerus dan hampir runtuh, kata Tumar Kepala Desa Jrakah, di Selo Boyolali, Senin malam.

Menurut dia, jika jembatan yang merupakan jalur evakuasi warga Desa Tlogolele menuju Boyolali tersebut runtuh, maka ribuan warga Desa Klakah dan Tlogolele terancam terisolasi.

"Pondasi yang menyangga jembatan itu, terkikis oleh lahar dingin dan hampir runtuh," katanya.

Ia menjelaskan, lahar dingin yang mengalir di Kali Juweh tersebut mengikis tanah yang menyangga pondasi sepanjang 30 meter dengan ketinggian hampir enam meter, sehingga pondasi jembatan tampak menggantung. Kondisi ini, membuat jembatan tidak dapat menyangga beban terlalu berat di atasnya.

Apabila jembatan tersebut runtuh, kata dia, ribuan warga terisolasi, karena jembatan itu merupakan satu-satunya akses jalur transportasi dan evakuasi dari kedua desa tersebut menuju Boyolali atau Magelang.

"Jika jembatan ini putus, warga harus memutar sejauh 20 kilometer menuju kota kecamatan Selo atau sebaliknya," katanya.

Jembatan tersebut merupakan proyek Kementerian Pekerjaan Umum Provinsi Jateng tahun 2008. Jembatan itu seringnya diterjang banjir lahar dingin sehingga lama kelamaan pondasi terkikis habis.

Meskipun, jembatan tersebut kini masih dapat dilalui kendaraan roda empat, tetapi kendaraan bertonase berat akan berbahaya.

Selain jembatan Kali Juweh yang mengalami kerusakan, juga terjadi Kali Patran dan Kali Kajor di Desa Jrakah, sedangkan jembatan Kali Jarak Lor dipenuhi lumpur dan bebatuan, sehingga jalur Selo-Magelang sempat terhambat.(*)

B018/Z002

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011