Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta pada Kamis sore masih lemah, tertekan 10 poin menjadi Rp9.035 hingga Rp9.040 per dolar AS

Analis dari Asjaya Indosurya Securities, Reza Priyambada, di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa melemahnya rupiah lantaran pelaku pasar masih melepas rupiah.

"Masih khawatirnya pelaku pasar masih menjadi faktor utama, apalagi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) masih tetap, pelaku pasar banyak yang menginginkan BI rate naik," ujarnya.

Ia menambahkan, aksi lepas rupiah oleh pelaku pasar memang sudah diperkirakan, karena faktor internal yang masih sedikit negatif kendati sentimen negatif itu tidak terlalu besar.

"Aksi lepas rupiah tidak besar, hal ini masih dianggap wajar," katanya.

Ia mengatakan, pasar uang saat ini memang didominasi aksi lepas rupiah yang dilakukan oleh sebagian pelaku pasar kecil, sedangkan pedagang besar sudah keluar terlebih dahulu.

"Namun, pedagang besar lain akan kembali lagi, itulah mekanisme pasar, Kami optimistis rupiah masih berada dalam kisaran Rp9.000," katanya.

Faktor fundamental ekonomi Indonesia yang makin kuat, lanjut dia merupakan faktor utama yang menahan pergerakan rupiah terpuruk lebih jauh.

"Fundamental kita kuat memicu pelaku asing untuk masuk ke pasar membeli rupiah. Pelaku asing akan masuk pasar apabila momen untuk membeli rupiah memang sudah waktunya," ujarnya.

Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011 yang diekspektasikan akan mencapai 6,4 persen merupakan salah satu alasan pelaku pasar khususnya asing untuk tetap berada di pasar domestik.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011