Bantaeng, Sulsel (ANTARA News) - Produksi rumput laut di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, mengalami penurunan akibat cuaca yang tidak menentu.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantaeng H Abd Latif Naikang, di Bantaeng, Kamis, mengatakan, dari 7,7 ton rumput laut kering yang ditargetkan Desember 2010, realisasinya hanya mencapai 6,7 ton.

Menurutnya, akibat curah hujan tinggi, rumput laut mengalami pertumbuhan yang kerdil karena terbungkus lumut. Selain itu, petani mengalami kesulitan menjemur hasil panennya.

Di Kecamatan Pajukukang, petani rumput laut bahkan menunda menurunkan bentangannya karena takut rugi. "Mereka terpaksa menunggu hingga cuaca membaik," tuturnya.

Petani rumput laut Kecamatan Pajukukang dan Kecamatan Bissappu serta Kecamatan Bantaeng mengalami perbedaan penanaman. Pada Januari ini, petani rumput laut Kecamatan Bissappu dan Bantaeng sedang panen, sementara petani rumput laut Pajukukang baru akan menurunkan bentangannya.

Itu akibat perbedaan iklim, tambahnya seraya mengatakan, petani Pajukukang mengikuti musim barat sedang petani Bissappu dan Bantaeng mengikuti musim timur.

Menjawab pertanyaan, Kadis Kelautan dan Perikanan Bantaeng mengatakan, dari segi harga, cukup stabil dibandingkan beberapa bulan sebelumnya. Harga di tingkat petani saat ini mencapai titik normal Rp9.500/kg (kering).

Sebelumnya, tambah Abd Latief, harga hanya mencapai Rp7000/kg. Tentang upaya peningkatan produksi, ia mengatakan, mulai tahun ini pihaknya akan menerapkan teknologi penangkaran untuk memperoleh bibit berkualitas.

Selama ini, petani hanya menggunakan bibit dari hasil produksinya sendiri yang disisipkan dari hasil panen yang ada. Karena itu, ke depan, akan digunakan bibit hasil penangkaran yang dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan.

Salah satu teknologi penangkaran yang akan diterapkan adalah dengan sistem budidaya horizontal dan bertingkat untuk memperoleh bibit unggul, ujarnya seraya mengemukakan jenis rumput laut yang selama ini dikembangkan yakni jenis cotoni, edula dan spenusum.

Selain melakukan penangkaran, pihaknya juga akan melakukan pertemuan (tudang sipulung) dengan para petani, baik yang mengikuti musim barat maupun musim timur.

Pertemuan tersebut untuk menentukan pola tanam yang tepat. Karena itu, ia berharap dukungan semua pihak untuk melancarkan penangkaran di tiga kecamatan tersebut agar target ke depan dapat diraih.

Bila program berjalan sesuai harapan, produksi rumput laut Bantaeng akan mengalami lonjakan. Pemanfaatan lain dari rumput laut yang juga untuk mendukung penganekaragaman pangan, ujarnya.

Melalui binaan Dinas Kelautan dan Perikanan, rumput laut juga dapat dibuat aneka jenis makanan olahan. Hasilnya, UKM Algae yang merupakan binaan Dinas Kelautan dan Perikanan bersama PKK Kabupaten Bantaeng berhasil meraih juara I tingkat provinsi dan juara harapan 1 tingkat nasional dalam lomba penganekaragaman pangan berbasis rumput laut.

Kabupaten Bantaeng merupakan daerah sentra produksi rumput laut di Sulsel dengan panjang pantai mencapai 21 kilometer.  (AAT/F003/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011