London (ANTARA News/AFP) - Operator wisata terbesar Eropa mulai mengevakuasi hampir 6.000 pelancong dari Tunisia, Jumat, ketika kerusuhan politik menggulingkan presiden negara Afrika Utara itu.

Thomas Cook mengatakan sekitar 2.000 wisatawan Jerman telah dipulangkan karena kekerasan itu, sementara 1.800 lagi dari Inggris dan Irlandia diterbangkan pulang dan 450 wisatawan direncanakan kembali ke Belgia.

TUI Travel, yang mengoperasikan Thomson dan First Choice, menuturkan mereka telah memulangkan lebih dari 1.500 langganan ke Inggris dari Tunisia, tempat pariwisata memainkan perang besar dalam ekonomi.

Pemimpin veteran Tunisia Zine El Abidine Ben Ali telah mundur dari kepresidenannya dan meninggalkan negara itu Jumat, sementara Perdana Menteri Mohammed Ghannouchi menyatakan ia telah mengambilalih setelah beberapa pekan pergolakan yang berpuncak dalam demonstrasi jalanan berdarah.

Thomas Cook menyatakan tiga penerbangan dari resor Monatsir di Tunisia timurlaut telah mendarat di Inggris dan mereka telah mendesakkan tiga penerbangan lagi meskipun pejabat-pejabat Tunisia mengatakan ruang udara negara itu telah ditutup.

Dua penerbangan itu ke Bandara Gatwick London dan empat ke Manchester di Inggris baratlaut.

Beberapa pesawat juga telah membawa pulang pelancong Jerman ke negara mereka.

"Meskipun tidak ada masalah teknis bagi para wisatawan kami, keselamatan mereka merupakan kekhawatiran utama kami juga, sebagai tindakan berjaga-jaga, kami telah mengambil keputusan untuk membawa pulang mereka ke Inggris secepat kami bisa, dengan menggunakan armada pesawat kami," tutur seorang jurubicara.

Thomas Cook Belgia bagaimanapun mengatalan karena ada jam larangan keluar rumah pada waktu malam, mereka terpaksa membatalkan dua penerbangan malam hari dan sekitar 360 langgaran yang tersisa akan dipulangkan Sabtu pagi.

Alitalia Italia telah menangguhkan semua penerbangannya ke dan dari Tunisia karena alasan keamanan hingga Senin, kata perusahaan penerbangan itu dalam satu pernyataan. Mereka mencatat penerbangan terakhirnya telah meninggalkan Tunis, ibukota Tunisia, pada sekitar pukul 17 GMT Jumat.

Dari Inggris Thomas Cook telah membatalkan keberangkatannya mendatang ke Tunisia, karena libur pada Ahad, dan mereka sedang meninjau kembali situasi untuk penerbangan pada Rabu.

TUI menyatakan "penerbangan pertolongan" untuk membawa pulang 100 penumpang telah meninggalkan Monatsir ke Manchester di Inggris baratlaut dan 1.237 wisatawan lain akan dipulangkan "secepat mungkin".

"Kami akan terus meminta nasehat kami dari Kantor Kementerian Luar Negeri dan Persemakmuran dan bekerja secara dekat dengan mereka," ujar jurubicara Luoise Evans pada AFP.

Mereka sebelumnya mengatakan mereka tidak akan memulangkan 1.500 pelanggannya dari Inggris dan 1.000 pelanggan Jerman, dan menambahkan pada waktu itu bahwa "suasana di antara langganan kami tenang".

Empat penerbangan ke Monatsir pada Ahad dan tiga pada Rabu telah dibatalkan dan para penumpang akan ditawari pilihan-pilihan alternatif, katanya.

Prancis dan Inggris telah memperingatkan warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Tunisia.

Prancis, bekas penguasa kolonial di Tunisia" juga telah memperingatkan keras warganya untuk tidak melakukan perjalanan ke Tunisia yang tidak mendesak.

Kementerian Luar Negeri Prancis memperkirakan ada sebanyak 22.000 warga Prancis di Tunisia, sebagian besar dari mereka memiliki dua kewarganegaraan Prancis-Tunisia.

Kemlu Inggris menyatakan bahwa mereka telah menasehati "untuk tidak melakukan perjalanan kecuali sangat penting ke Tunisia".

"Situasinya tidak dapat diperkirakan sebelumna dan ada potensi kekerasan untuk meletus, menambah risiko akan terperangkap dalam demonstrasi."

Kira-kira 400.000 wisatawan dari Inggris mengunjungi Tunisia setiap tahun. Asosiasi Agen Perjalanan Inggris memperkirakan sekitar 5.000 turis Inggris sekarang ini di Tunisia.

Jerman, Belanda, Polandia dan Portugal telah memberikan peringatan yang sama. (S008/K004) 

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011