Mamuju (ANTARA News) - Abrasi pesisir pantai Desa Tampalang Kecamatan Tapalang Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat mulai menyentuh jalan di jalur trans sulawesi wilayah itu sehingga jalur trans sulawesi itu terancam putus.

Pemantauan di Mamuju, Selasa, abrasi pantai di Desa Tampalang Kecamatan Tampalang sudah semakin parah karena gelombang air laut pasang sudah menyentuh jalur trans sulawesi antara Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene.

Tampak air laut sudah mengalir dan membasahi jalan trans sulawesi sedangkan gelombang pasang terus mengikis sepadan jalan trans sulawesi itu.

Pemandangan itu tampak memprihatinkan karena apabila tidak diantisipasi sesegera mungkin maka jalur trans sulawesi yang dikhawatirkan warga sebelumnya akan putus itu karena terkikis itu akan benar-benar putus

Awal salah seorang warga mengatakan, dua hari sebelumnya setelah gelombang pasang menghancurkan puluhan pemukiman penduduk di Desa Tampalang Kecamatan Tapalang abrasi pantai di wilayah itu hanya mencapai 10 meter dan masih jauh sekitar lima meter dari jalan.

Namun kini kata dia, abrasi itu merensek masuk kedaratan setelah menghantam pemukiman warga akibat gelombang pasang yang sebelumnya menjebol tanggul penahan ombak yang berfungsi melindungi pemukiman masyarakat dari terjangan gelombang pasang sepanjang 200 meter hingga hancur.

Ia mengatakan, akibat abrasi itu bangunan permanen milik penduduk seperti bangunan WC dan sumur yang terbuat dari batu sudah tampak berada seperti ditengah laut, setelah gelombang pasang air laut merusak rumah warga yang terbuat dari kayu dan batu.

"Abrasi terus masuk kedaratan dan sudah menyentuh jalan trans sulawesi kondisi sangat memprihatinkan karena belum juga ada tanda-tanda pemerintah di Mamuju untuk segera membangun tanggul untuk mencegah abrasi dan gelombang pasang di Desa Tampalang yang sudah jauh merengsek kedaratan,"katanya.

Ia mengatakan, pembangunan tanggul perlu dilakukan karena sangat penting untuk melindungi pemukiman penduduk yang masih banyak terancam maupun jalur trans sulawesi itu.

"Warga sudah mendesak pemerintah di Mamuju untuk segera membangun kembali tanggul yang rusak namun belum juga ada tanda tanda akan direalisasikan, agar warga sedikit lebih merasa aman,"katanya.

Ia mengaku sangat khawatir abrasi akan terus merengsek kedaratan hingga mencapai puluhan meter dan akan segera menghancurkan pemukiman warga kalau seandainya abrasi yang sudah terjadi tidak segera dilakukan antisipasi.

"Kami kecewa dengan Pemkab Mamuju yang tidak memberikan perhatian dengan segera membangun tanggul pengaman dan membiarkan masyarakat terus menderita dihantam gelombang pasang," katanya. (MFH/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011