Imbauan itu, salah satunya terdengar di Stadion Bola Voli Indoor di Koya Koso, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, pada Kamis (1/10).
Sekira 15-20 menit sekali, pengumuman pengingat prokes itu kembali disampaikan kepada para penonton di sela-sela informasi terkait pertandingan.
Petugas Satgas Prokes PON Papua selalu juga mengingatkan langsung para penonton yang duduk berdekatan untuk menjaga jarak, begitu pula kepada para penonton yang melonggarkan masker, atau meletakkan masker di dagu mereka.
Baca juga: Satgas pastikan prokes berjalan ketat di arena PON XX di Mimika
Imbauan melalui pengeras suara serta teguran langsung dari petugas prokes dari satgas serta TNI/Polri kepada para penonton itu mencerminkan aturan terkait protokol kesehatan PON XX Papua yang tertuang dalam Instruksi Mendagri No. 46/2021.
Instruksi itu ditujukan kepada Gubernur Papua, Wali Kota Jayapura, Bupati Jayapura, Bupati Mimika, Bupati Merauke, serta Bupati Keerom.
Terdapat di dalam Instruksi Mendagri itu pula kewajiban telah vaksin COVID-19 minimal dosis pertama bagi para penonton, selain atlet, ofisial, dan panitia.
Kepala daerah juga memastikan kesehatan penonton yang datang melalui tes PCR atau antigen dan keterangan vaksinasi.
Pilihan bagi penonton
Di Stadion Bola Voli Indoor itu, para penonton yang belum mendapatkan vaksin COVID-19 punya pilihan untuk tetap bisa menonton dengan tes antigen yang telah disediakan Dinas Kesehatan Kota Jayapura di lokasi.
"Kalau mereka tidak dapat menunjukkan surat vaksin, ataupun tidak bersedia kami tes antigen, mereka kami minta untuk pulang," kata Rahma Lia, petugas kesehatan dari Puskesmas Koya Kota Jayapura.
Apabila berkenan, sejumlah penonton yang ingin menyaksikan laga bola voli putra dan putri, termasuk bola voli pasir di sisi luar stadion itu akan didata sebelum mengikuti tes antigen.
Mereka diminta menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Kemudian petugas akan mencatat data diri penonton, termasuk nomor ponsel, dan alamat tinggal.
Baca juga: Ketum KONI ungkap kunci penerapan prokes PON Papua
Baca juga: DPR: Prokes ketat adalah kunci keberhasilan PON Papua
Setidaknya ada enam petugas yang berjaga secara bergilir sejak pagi hingga sore saat pertandingan berlangsung.
"Dua jam sebelum pertandingan dimulai, kami sudah siap menata meja untuk tes antigen. Kami akan menutup tes ini jika panitia penyelenggara menyatakan kuota penonton sudah terpenuhi," kata Lia.
Hingga sekira pukul 15.30 WIT, lebih dari 60 orang penonton telah mengikuti tes antigen dan tidak satu pun penonton yang kedapatan menuai hasil positif dari tes itu.
"Kami telah menyiapkan prosedur kesehatan. Jika terdapat salah satu penonton yang positif, kami arahkan untuk isolasi ke Kapal Tidar," katanya.
Berbeda dengan penonton yang tidak bersedia dites antigen. Jika mereka juga tidak dapat membuktikan surat vaksinasi COVID-19, mereka akan diminta menandatangani surat pernyataan dan akan diminta pulang.
Dua pilihan
Pilihan lain untuk penonton yang belum melakukan vaksinasi COVID-19 dan ingin melakukannya di lokasi pertandingan, Tim Kedokteran Polda Papua juga telah siap melakukan vaksinasi itu di titik berbeda dengan tes antigen.
"Sebenarnya, pemerintah daerah sudah menyediakan gerai-gerai vaksinasi di berbagai lokasi di Jayapura. Tapi, masih banyak warga yang enggan divaksin karena takut jarum suntik," kata Lia.
Pemerintah daerah bahkan telah membujuk warga untuk vaksinasi COVID-19 dengan memberikan bahan pangan hingga pengurusan SIM C secara gratis.
Para pengunjung yang dapat menunjukkan surat vaksinasi COVID-19 minimal dosis pertama, akan mendapatkan gelang kertas sebagai bukti penonton pertandinagan bola voli PON.
Mereka akan diarahkan ke tempat duduk yang tersedia baik di tribun bawah ataupun di tribun atas stadion. Tentunya, tempat duduk yang tidak bertanda silang.
Bagi mereka yang memilih untuk dites antigen, surat keterangan negatif COVID-19 itu dapat berlaku dua hari jika mereka ingin menonton pertandingan berikutnya.
"Kami memberikan antigen itu secara gratis, tidak bayar. (Surat) itu berlaku dua hari dan harus tes lagi jika ingin menonton," katanya.
Prosedur lain, para penonton yang akan masuk stadion akan diperiksa barang bawaan mereka oleh pihak keamanan guna mengurangi risiko barang-barang berbahaya yang mengganggu penonton lain.
Vaksin dan masker
Seorang penonton pertandingan bola voli PON XX, Killiy Suebu mengaku telah melakukan vaksinasi COVID-19 sebelum dia menyaksikan olahraga favoritnya itu.
"Sebenarnya banyak orang yang ingin menonton pertandingan PON. Tapi, mereka takut dites antigen itu," katanya.
Pria asal Sentani, Kabupaten Jayapura itu rela menempuh jarak lebih dari 40 km hanya untuk bola voli karena dia tidak terlalu menyukai cabang olahraga lain.
Bersama istrinya, Killiy mengaku berharap dapat menyakiskan pembukaan PON XX Papua di Stadion Utama Lukas Enembe di Kabupaten Jayapura.
"Saya mau karena saya dan istri sudah divaksin (COVID-19). Tapi, saya dengar undangan ke sana dibatasi," katanya.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Sub-Satuan Tugas Protokol Kesehatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Kabupaten Jayapura, pada Kamis (30/9), melakukan penguatan protokol kesehatan di Bandara Internasional Sentani dengan membagikan 5.000 masker.
"Program pembagian masker itu sangat bagus dilakukan. Apalagi beberapa masyarakat masih ada yang belum memakai masker," kata Duta PON XX Fatma.
Baca juga: BNPB pastikan PON XX Papua aman dari lonjakan kasus COVID-19
Fatma mengatakan pembagian masker yang dilakukan oleh para relawan tersebut mendapat respon positif dari masyarakat setempat. Selain membagikan masker, relawan juga turut serta mengedukasi pendatang maupun masyarakat setempat di kawasan Bandara Internasional Sentani.
Edukasi protokol kesehatan yang disampaikan itu terkait 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak fisik, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas.
Fatma menilai penerapan protokol kesehatan jelang pembukaan PON XX Papua sudah berjalan cukup baik, meski masih ada beberapa yang tidak patuh. Namun program gerai dan mobil masker diharapkan dapat lebih meningkatkan disiplin protokol kesehatan oleh masyarakat.
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021