Jayapura (ANTARA) - Taekwondoin asal Sumatera Barat Delva Riski berhasil mempertahankan medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua setelah mengalahkan atlet Riau Bella Oktafianti di final  kelas kyorugi +73kg putri di Jayapura, Senin.

"Tadi saya berusaha menampilkan yang terbaik agar bisa meraih medali emas," kata Delva yang ditemui usai pertandingan yang pada PON XIX 2016 juga berhasil menjadi yang terbaik di kelas pertandingannya.

Putri dari Ranah Minang tersebut mengakui bahwa di ronde terakhir tensi permainannya sempat menurun drastis karena sudah kehabisan stamina. Penurunan performa atlet Sumatera Barat tersebut di detik-detik terakhir tidak lepas dari perjalanannya yang menguras energi sebelum mencapai final.

"Ya, mungkin karena kondisi fisik sudah turun karena sudah bertarung habis-habisan," kata Delva.

Sebelum laga dimulai, Delva mengakui belum mengetahui dengan pasti sejauh mana kekuatan dari taekwondoin asal Bumi Lancang Kuning tersebut. Namun, ia mengaku sudah mengantisipasi dengan sejumlah latihan matang.

Atlet kelahiran Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman tersebut berharap Pemerintah Pusat maupun daerah agar lebih memerhatikan kesejahteraan dan masa depan atlet.

"Diberi pekerjaan, Pak," katanya berharap mengenai kesejahteraan atlet di masa depan.

Sementara itu pelatih taekwondo Sumatera Barat Efri Endriyadi mengatakan kemenangan Delva hingga berhasil meraih medali emas tidak lepas dari latihan panjang dan konsisten.

"Kuncinya disiplin latihan dan konsisten," ujarnya.

Selain itu, kata Efri yang juga aparatur sipil negara (ASN) Sumatera Barat tersebut, kemauan dan tekad yang kuat juga memengaruhi apa yang telah dicapai hingga hari ini.

"Jadi semua harus komplit, tekad, kemauan, disiplin dan konsisten berlatih harus sejalan," ujarnya.

Baca juga: Taekwondo sumbang medali perunggu untuk kontingen Sumbar
Baca juga: Tim taekwondo Sumbar targetkan satu medali emas di PON Papua
Baca juga: Taekwondo Sumbar ingin pertahankan medali emas di PON Papua

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021