Kesehatan mental dimulai dari keluarga terkecil. Sumatera Barat bisa dijadikan contoh dengan banyaknya lahir tokoh nasional sejak dulu. Peran serta kedua orang tua sangat diperlukan
Lubuk Basung,- (ANTARA) -
DPR dan Kemenkes RI menggelar sosialisasi gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) dengan materi pengaruh kesehatan jiwa dalam mencegah stunting untuk mewujudkan generasi emas Indonesia 2045, di Panampung Kabupaten Agam Sumatra Barat Minggu.

 
 
Fungsional promosi kesehatan dan Ilmu perilaku ahli madya tim kerja promosi kesehatan jiwa dan kemitraan pada Direktorat Kesehatan Jiwa Kemenkes RI Bambang Purwanto di Agam Minggu mengatakan, kesehatan mental pada ibu saat hamil dan pasca melahirkan serta di usia emas anak pada balita bisa mempengaruhi terjadinya stunting, kondisi stres atau baby blues seorang ibu menyebabkan depresi panjang yang berpengaruh terhadap anak.

 
 
Ia meminta penjagaan kesehatan mental baik untuk anak dan ibu harus dimulai sejak awal guna melahirkan tokoh-tokoh bangsa yang akan dimulai dari target nasional Indonesia Emas.
 
 
 
"Kesehatan mental dimulai dari keluarga terkecil. Sumatera Barat bisa dijadikan contoh dengan banyaknya lahir tokoh nasional sejak dulu. Peran serta kedua orang tua sangat diperlukan," katanya.

 
 
Ia mengatakan sosialisasi dan edukasi harus dilakukan terus menerus dimulai dari hal-hal kecil.

 
 
Pengaruh seorang kepala menjadi strategis untuk menciptakan generasi berprestasi.
 
 
 
"Kaya atau rupawan itu mungkin takdir. Tetapi menjadikan anak hebat melalui kepintaran itu merupakan hasil dari ikhtiar atau usaha dari penanggung jawab keluarga. Saya masih melihat bapak yang merokok di sekitar anaknya, ini perlu perhatian karena secara tidak langsung menjadikan anak terpapar nikotin," kata Bambang.

 
 
Anggota DPR RI Komisi IX Ade Rezki Pratama mengungkapkan, berdasarkan laporan dari World Population Review 2023, rata-rata skor IQ orang Indonesia adalah sebesar 78.49.

 
 
Angka tersebut merupakan yang paling rendah di antara negara di Asia Tenggara lainnya, kecuali Timor Leste yang memiliki skor yang sama dengan Indonesia

 
 
"Berdasarkan dari hasil tersebut, mengindikasikan bahwa daya otak, kemampuan, dan bakat anak-anak Indonesia sangat perlu diasah secara maksimal," kata Ade.

 
 
Rendahnya skor IQ rata-rata orang Indonesia juga dapat disebabkan karena beberapa faktor, antara lain pernikahan anak usia dini, putus sekolah, rendahnya literasi, kualitas pendidikan, hingga stunting (gangguan pertumbuhan pada anak).
 
 
 
"Untuk dapat membangun SDM Indonesia yang berkualitas, pemerintah melakukan upaya peningkatan kapasitas, kualitas, dan kapabilitas guna mencapai Indonesia Emas pada 2045," katanya.
 
 
 
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, sudah dipublis oleh Menteri Kesehatan pada tanggal 25 Januari 2023 lalu, bahwa angka prevalensi Stunting di Sumbar mengalami kenaikan sebesar 1,9 persen dari posisi 23,3 menjadi 25,2 persen.
 
 
 
Sementara untuk Kabupaten Agam di angka 20,84. Perlu penanganan khusus upaya menekan angka stunting itu.

Pewarta: Altas Maulana
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2023