Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menekankan pentingnya peningkatan kualitas kesehatan penduduk usia produktif yakni 15-64 tahun agar dapat berperan aktif dalam pembangunan nasional.

"Tingginya jumlah penduduk usia produktif menjadi tantangan sekaligus peluang. Kelompok usia ini harus dipastikan kualitas kesehatannya guna mendukung pembangunan SDM" kata Muhadjir Effendy pada acara "Germas Award" yang diakses secara daring di Jakarta, Selasa.

Menko PMK menjelaskan bahwa berdasarkan data BPS, Bappenas, dan UNFPA tahun 2018, diketahui bahwa jumlah penduduk Indonesia usia produktif pada tahun 2045, diproyeksikan berada pada grafik tertinggi yaitu mencapai 206-208 juta jiwa.

Menurut Muhadjir, atas dasar proyeksi tersebut maka kelompok penduduk usia 15-64 tahun ini harus dipastikan kualitas kesehatannya karena akan berdampak kepada produktivitas perekonomian dan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

"Fokus intervensi dalam peningkatan kualitas SDM tidak hanya pada masa sebelum konsepsi dan prakonsepsi saja, tetapi juga harus difokuskan pada setiap siklus kehidupan, termasuk juga pada fase usia produktif," katanya.

Untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, terutama pada kelompok penduduk usia produktif, kata dia, pemerintah terus memperkuat sejumlah program strategis, salah satunya adalah mengampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat guna mencegah berbagai penyakit.

Berdasarkan data Kemenkes (data Aplikasi Sehat IndonesiaKu) per 2 Desember 2022, dari 6.270.759 orang yang melakukan deteksi dini penyakit tidak menular diperoleh gambaran bahwa sebanyak 2.453.689 orang atau 39,13 persen obesitas, 1.941.170 atau 30,96 persen hipertensi, dan 138.415 orang atau 2,21 persen terdiagnosa diabetes melitus tipe 2.

Selain penyakit tidak menular, kata dia, Indonesia masih terus berupaya mengendalikan penyakit menular walaupun sudah mengalami penurunan sejak tahun 2019.

Berdasarkan data yang dihimpun Kemenko PMK, pada tahun 2020 jumlah kasus TBC di Indonesia sebesar 301 per 100.000 penduduk dengan angka kematian 34 per 100.000 penduduk, selain itu, kasus pneumonia pada balita juga menjadi perhatian pemerintah, dengan capaian penemuan kasus 31,4 persen pada tahun 2021.

"Selain itu, masyarakat juga harus tetap mewaspadai berbagai penyakit lainnya termasuk adanya perkembangan varian baru dari COVID-19," katanya.

Berdasarkan hal tersebut, kata dia, pemerintah mengajak seluruh masyarakat termasuk juga kelompok penduduk usia produktif untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

"Antara lain dengan meningkatkan aktivitas fisik dan berolahraga, meningkatkan perilaku hidup sehat, mengonsumsi pangan sehat guna percepatan perbaikan gizi, meningkatkan pencegahan dan deteksi dini penyakit melalui pemeriksaan berkala, meningkatkan peningkatan kualitas lingkungan dan sanitasi serta meningkatkan sosialisasi dan edukasi mengenai hidup sehat," katanya.

Baca juga: Menko: Penerapan Germas di lingkungan pendidikan perlu jadi prioritas

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022