Berdasarkan data dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting di Kabupaten Kukar pada 2021 sebesar 26,4 persen, namun pada 2022 naik menjadi 27,1 persen
Tenggarong, Kaltim (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara (Dinkes Kukar), Kalimantan Timur, melakukan penurunan stunting (anak tumbuh pendek akibat gizi buruk) dengan gencar melakukan kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

"Saat ini prevalensi stunting di Kukar cukup tinggi yang mencapai 27,1 persen, sehingga kami bersama pihak terkait berupaya melakukan penanganan dengan berbagai cara, di antaranya melalui Germas," kata Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kukar dr Leni Astuti di Tenggarong, Rabu.

Baca juga: Baitul Mal bangun sanitasi pakai dana zakat Aceh untuk cegah stunting

Berdasarkan data dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting di Kabupaten Kukar pada 2021 sebesar 26,4 persen, namun pada 2022 naik menjadi 27,1 persen.

Di sisi lain, pihaknya menargetkan pada tahun 2023 bisa turun menjadi 18,13 persen, lantas tahun 2024 ditargetkan kembali turun menjadi 14,42 persen, sehingga perlu kerja keras dan bergandengan tangan bersama semua pihak untuk mencapai target tersebut.

Secara SSGI, lanjut ia, angka stunting di Kukar memang masih tinggi yang sebesar 27,1 persen, tapi secara data elektronik-pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM), anak-anak Kukar yang ditimbang berada di angka 17,64 persen, namun pihaknya harus tetap berupaya menurunkan.

Selain melalui Germas berupa kampanye mengajak selalu menjaga kesehatan, menjaga kondisi tubuh, rajin berolahraga, rajin mengkonsumsi vitamin atau suplemen agar tubuh selalu fit.

Baca juga: BKKBN Jambi turunkan angka stunting dengan Program Kampung KB

Cara lain yang juga penting adalah dengan memberikan pemahaman kepada ibu hamil untuk mengonsumsi makanan bergizi, terutama di fase 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yakni sejak terbentuknya janin saat kehamilan sampai dengan anak berusia 2 tahun.

Mengonsumsi makanan bergizi dan buah-buahan di 1.000 HPK sangat penting, lanjutnya, karena di periode tersebut organ-organ vital pada anak terus mengalami perkembangan, seperti otak, hati, jantung, ginjal, tulang, tangan atau lengan, kaki dan organ tubuh lainnya.

"Hal lain yang terus dilakukan dalam pencegahan stunting seperti pemberian vitamin dan tablet tambah darah bagi remaja putri, karena para remaja putri merupakan generasi penerus yang sekaligus calon ibu, sehingga melalui asupan gizi yang diberikan rutin, mereka tumbuh sehat dan dapat melahirkan generasi sehat pula," kata Leni.

Baca juga: BKKBN apresiasi penurunan stunting di Lampung

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023