Pendidikan memang tidak untuk menciptakan insinyur, tapi pekerja yang terdidik
Surabaya (ANTARA News) - Duta Besar AS untuk Indonesia Scot Marciel menyatakan mayoritas sarjana di AS atau lebih dari 90 persen menekuni dunia wirausaha atau menjadi wirausahawan.

"Sisanya, wirausahawan dari master (S2) dan bisnis keluarga. Pendidikan memang tidak untuk menciptakan insinyur, tapi pekerja yang terdidik," katanya dalam kuliah umum di hadapan sekitar 200 mahasiswa dari berbagai kampus di Gedung Rektorat ITS Surabaya, Rabu.

Pada kuliah umum bertajuk "AS dan Indonesia: Mitra dalam Kewirausahaan" dengan didampingi Pembantu Rektor IV ITS Eko Budi Djatmiko, Marciel mengatakan sektor UKM (usaha kecil dan menengah) di AS ditekuni 29 juta penduduk dan menyumbang 40 persen perekonomian negara adikuasa itu.

"Ekspor AS juga mayoritas dari sektor UKM hingga 97 persen, seperti Mc Donald`s, Jhonson, dan sebagainya, bahkan banyak orang kaya yang menginvestasikan modalnya pada usaha-usaha baru," katanya.

Ia menilai entrepreneurship (kewirausahaan) saat ini merupakan salah satu bidang yang berkembang cepat dalam kemitraan komprehensif antara AS dan Indonesia.

"Sektor itu telah sukses dalam memperkuat hubungan dan keterikatan orang per orang untuk keuntungan ekonomi kedua negara," katanya.

Oleh karena itu, katanya, Kedubes AS di Jakarta, Konjen AS di Surabaya dan Medan meningkatkan dukungan terhadap program kewirausahaan, termasuk peluncuran dua jenis pendanaan untuk mendukung kewirausahaan di Indonesia.

"Amerika Serikat bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan sektor swasta membuat The Global Entrepreneurship Program Indonesia (GPEI) yang meliputi misi pertukaran kewirausahaan yang menghubungkan investor sukses Amerika dengan partner di Indonesia," katanya.(*)

E011/F002

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011