Sleman (ANTARA News) - Masyarakat yang ingin menyaksikan langsung crop circle di persawaan Dusun Rejosari, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, Kamis, mulai berkurang. Sejak pagi hingga siang hanya bebarapa ratus orang saja yang datang.

"Memang hari ini pengunjung mulai berkurang jauh dan hanya ratusan saja sejak pagi hingga siang hari tadi, puncaknya pada Selasa (25/1) di mana pengunjung mencapai lebih dari 10.000 orang dalam sehari," kata koordinator pengelolaan parkir Desa Jogotirto, Bambang.

Bambang tidak mengetahui penyebab penurunan pengunjung ini, termasuk kaitannya dengan pernyataan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang menyebutkan crop circle tersebut buatan manusia.

"Bisa saja penurunan ini karena memang adanya pernyataan tersebut sehingga mengurangi rasa penasaran dan daya tarik masyarakat atau memang karena memang sudah tidak ada lagi masyarakat yang datang," katanya.

Sementara itu pintu masuk parkir yang semula dekat jalan kabupaten atau sekitar 500 meter dari lokasi, mulai hari ini sudah digeser dan hanya sekitar 100 meter dari lokasi.

Selain itu bukit Suru di sisi utara lokasi yang sebelumnya selalu dipadati masyarakat yang ingin melihat crop circle dari atas, hari ini nampak lengang dan hanya beberapa orang yang berada di sana.

Masyarakat setempat yang berjualan di sekitar lokasi juga sudah berkurang dan hanya beberapa orang yang masih menjajakan makanan dan miunuman ringan.

Di sawah di mana crop circle berada terlihat garis batas polisi (police line) yang menggelilingi crop circle juga sudah dicopot dan hanya tali plastik yang dipasang warga setempat.

Sedangkan Tim Reskrim Polda Daerah Istimewa Yogyakarta juga menyelidiki lokasi crop circle dan mengambil foto atau gambar.

"Olah TKP ini untuk memastikan pola rebahan padi sehingga membentuk crop circle tersebut. Kami ambil beberapa foto hanya untuk memastikan saja, sebagai dokumentasi bagaimana pola rebahannya serta bagaimana pola dari crop circle sebagai barang bukti," kata anggota Tim Olah TKP Polda DIY AKP Giyono.

Menurutnya, untuk hasil lebih jauh akan didapatkan setelah ada penelitian lebih mendalam.

"Hasil bidikan kali ini akan dikomparasikan dengan simbol untuk mengetahui secara lebih dalam. Nanti akan kami olah lagi di kantor. Yang penting, kami tahu polanya dulu seperti apa," katanya.

V001/Z003

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011