Saya sedih melihat lembaga tinggi negara saling mengusir
Jakarta (ANTARA News) - Ketua pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin mengaku sedih melihat lembaga tinggi negara saling mengusir pimpinannya seperti yang terjadi pada rapat dengar pendapat Komisi II dengan Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Saya sedih melihat lembaga tinggi negara saling mengusir," kata Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin usai bertemu Ketua DPR Marzuki Alie di gedung DPR di Senayan Jakarta, Selasa.

Komisi III DPR melalui voting telah mengusir pimpinan KPK Bibit Samad dan Chandra M Hamzah terkait status keduanya sebagai tersangka meski sudah dikeluarkan depoonering kasus mereka oleh Kejaksaan Agung.

Menurut Din sekarang telah terjadi kemungkaran yang sangat besar diantara bangsa Indonesia. Hal itu terjadi diseluruh sendi kehidupan masyarakat. Menyangkut kasus ditangkapnya 19 anggota Dewan terkait dugaan suap travel cek pada pemilihan Deputi Gubernur Senior Miranda Gultam, Din sangat mendukung. namun dalam agama jelas dikatakan bahwa antara penerima dan pemberi sama-sama berdosa.

"Karena itu kalau penerima ditangkap maka pemberinya juga harus ditangkap, itu baru adil," kata Din.

Pada Senin sore, Komisi III DPR memutuskan menolak kehadiran Bibit dan Chandra dalam rapat dengar pendapat dan forum lain yang mereka gelar. Keputusan ini diambil setelah 23 anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Golkar (F-PG), Fraksi PDI-P, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fraksi PPP, dan Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) menyetujui penolakan itu.

Sebaliknya, 15 anggota Komisi III dari Fraksi Partai Demokrat (F-PD), Fraksi Partai Amanat Nasioanl (F-PAN), dan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) setuju tetap menerima mereka. Saat voting digelar, wakil dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) di Komisi III belum hadir.

***1***

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011