Pontianak (ANTARA News) - Ribuan warga Tionghoa di Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat melakukan sembahyang di kelenteng-kelenteng yang ada di kota itu, guna menyambut kedatangan dewa pembawa rezeki atau Thian Thi Kong atau Giok Hong Sang Tie.

"Kami datang ke kelenteng-kelenteng guna memohon agar diberi kemudahan rezeki," kata A Cung (45) salah seorang pengunjung Kelenteng Vihara Paticca Samuppada di Pontianak, Rabu malam.

A Cung berharap, ia dan sanak-keluarganya diberikan kemudahan mendapatkan rezeki di tahun akan datang.

"Kita berharap tahun 2011 yang bertepatan dengan tahun kelinci emas penanggalan China melambangkan umur panjang dan dikatakan sebagai turunan Bulan dan dimurahkan dalam mendapat rezeki," katanya.

Sementara itu, asap mengepul dari hio yang dibakar oleh setiap pengunjung kelenteng menjadi pemandangan tersendiri dari di setiap kelenteng yang ada di Pontianak dan sekitarnya.

Pengurus Kelenteng Paticca Samuppada A Hua mengatakan, warga Tionghoa mulai mendatangi kelenteng-kelenteng sejak hari mulai gelap, untuk memohon kepada dewa pembawa rezeki agar diberikan kemudahan dalam memperoleh rezeki di tahun depan.

Tradisi sembahyang menyambut pergantian Tahun Baru Imlek sudah dilakukan sejak dahulu, sehingga sudah membudaya di kalangan warga Tionghoa yang akan merayakan pergantian Tahun Baru Imlek.

Sekitar 48 kelenteng yang terletak di seluruh penjuru Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, dipadati oleh warga Tionghoa yang ingin melaksanakan sembahyang menyambut pergantian Tahun Baru Imlek 2562. Kamis (3/2) mulai pukul 05.00 WIB warga Tionghoa kembali melaksanakan sembahyang di kelenteng guna menyambut Tahun Baru Imlek ke-2562 menurut penanggalan China, kata A Hua.

Kepolisian Resort Kota Pontianak, mengerahkan sebanyak 795 personel untuk pengamanan Perayaan Imlek dan Cap Go Meh tahun 2011, setiap kelenteng dijaga sekitar 17 personel polisi.

Selain mendatangi kelenteng untuk sembahyang, warga Tionghoa juga merayakan pergantian Tahun Baru Imlek dengan membunyikan mercon dan kembang api yang terdengar bersahut-sahutan di berbagai penjuru Kota Pontianak sejak pukul 18.30 WIB, dengan kepercayaan dapat mengusir roh jahat yang bisa membahayakan keselamtan.

Dari pantauan ANTARA di terjadi kemacetan di Jalan Gajah Mada dan Tanjungpura, atau kawasan pecinan, ribuan warga tumpah ruah di jalan untuk menyaksikan pesta kembang api yang bersahut-sahutan.

Ketua Majelis Adat Budaya Tionghoa Harso Utumo Suwito mengatakan, perayaan Imlek disambut suka cita oleh seluruh warga Tionghoa di Kalbar tidak terkecuali yang sudah berganti keyakinan semisal Katolik, Protestan dan Islam.

"Perayaan Imlek tidak semestinya dirayakan oleh etnis Tionghoa yang masih berkeyakinan Kong Hu Cu, tidak terkecuali bagi warga Tionghoa yang sudah menjadi muslim dan tergabung dalam komunitas Persatuan Islam Tionghoa Indonesia, juga menyambut festival musim semi atau Chun Ciek.

"Meski sudah menjadi Katolik atau Islam, semua warga Tionghoa berhak menyambut Tahun Baru Imlek," ujarnya.(*)
(U.A057/H-KWR)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011