Beragam piagam penghargaan menghias dinding kayu rumah ini. Ada pula puluhan medali tersimpan rapi dalam lemari.

Pemiliknya adalah seorang atlet dayung kebanggaan Papua dan Indonesia. Namanya Stevani Maysche Ibo.

Tujuan kami bukan untuk bertemu Stevani karena dia masih berada di lokasi lomba dayung Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua.

Kami mengunjungi rumah dan kampungnya demi mengetahui lebih jauh perjalanan karier Stevani dari Kampung Kameyakha hingga menjadi kebanggaan Bumi Cenderawasih dan Merah Putih.

Kami pun bertemu untuk kemudian berbincang langsung dengan kedua orang tuanya, Sostenes Ibo dan Hortensi Ohee.

Di bawah perahu kano penuh sejarah yang tersimpan di langit-langit ruang kumpul keluarga, sang ayah, Sostenes Ibo, mulai bercerita tentang masa kecil Stevani.

Sama dengan anak pada umumnya, Stevani kecil adalah anak periang. Namun sang ayah melihat Stevani memiliki kelebihan lain.

Sostenes mengenang Stevani kecil kerap menemaninya mencari kayu bakar di hutan. "Dia sedikit tomboi. Semua pekerjaan laki-laki, dia bisa kerjakan" kata Sostenes diiringi tawa.

Ibunya, Hortensi, menimpali. Dia menyebut Stevani anak perempuan yang bertanggung jawab dan sangat mencintai keluarga dan kampung halamannya.

"Ketika papanya sakit, dia pulang dan bilang baru kembali ke Pelatnas ketika papa sudah sembuh," kata Hortensi.

Baca juga: Papua tambah satu emas dari cabang dayung PON Papua
Sostenes Ibo (kanan) dan Hortensi Ohee, orang tua dari atlet dayung asal Papua, Stevani Maysche Ibo. (ANTARA/Muhammad Ramdan)


Cerita Sostenes dan Hortensi berlanjut ke awal Stevani mengenal olahraga dayung.

Ketertarikan Stevani muncul saat menyaksikan atlet-atlet dayung Papua berlatih di Danau Sentani. Ketika itu, usianya baru 15 tahun.

Kemudian, sambung Sostenes, keinginan dan tekad anaknya menjadi atlet semakin terlihat dengan latihan yang dilakukan mandiri.

Dia mendapat bekal dan arahan dari pamannya, Rudolf Ohee, yang juga pelatih di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Papua.

Memanfaatkan luasnya Danau Sentani, Stevani berlatih keras. Satu tahun kemudian kerja kerasnya membuahkan hasil ketika lolos seleksi PPLP Papua.

Pelan tapi pasti, potensi Stevani mulai terlihat. Pundi-pundi medali dari berbagai ajang satu per satu diraihnya, antara lain dari pra-PON Jawa barat pada 2015.

Kemudian sepak terjangnya makin diperhitungkan ketika sukses membawa pulang dua emas dan satu perak dalam PON Jawa Barat 2016.

Dua emas berhasil diraih Stevani dari nomor kano K-2 500 m putri bersama Yoky Helmin Enthong dan perahu naga 12 kru 250 m putri.

Sementara perak diraih pada nomor 12 kru 500 meter putri. Selain untuk Papua, Stevani juga membanggakan Merah Putih.

Ketika Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018, Stevani andil menyumbang perak dalam nomor perahu tradisional.

Pretasinya makin bersinar saat menyumbangkan dua emas dan perak dalam SEA Games 2019 di Filipina.

Dua emas masing-masing diraih pada nomor traditional boat racing 22-seaters 500m dan 1000m campuran, sedangkan medali perak diraih pada 4-seaters 200m putri.

"Semua pencapaian itu berkat kerja kerasnya. Dia tinggal di pelatnas sekarang, ketika pulang ke rumah dia tetap berlatih. Tak ada hari tanpa latihan," kata Sostenes menggambarkan kegigihan Stevani.

Baca juga: Atlet dayung Vany Ibo bangga PON digelar di Papua
Deretan medali milik Stevani Maysche Ibo yang diraihnya di berbagai ajang, termasuk Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang dan SEA Games 2019 di Filipina. (ANTARA/Muhammad Ramdan)

kebanggaan Papua....
 

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021