Dumai (ANTARA News) - Gerombolan gajah liar yang berjumlah sekitar enam ekor mengamuk dan merusak sedikitnya lima hektare kebun sawit dan dua hektare kebun karet milik warga Desa Petani, Kabupaten Bengkalis, Riau, Selasa.

Selain merusak perkebunan warga, kata Kepala Desa Petani, Rianto, kepada ANTARA di Dumai, kawanan gajah Sumatra tersebut juga kerap mengancam keselamatan warganya yang sedang beraktifitas di perkebunan.

"Kita kuatirkan gajah-gajah ini melukai warga lagi. Untuk berjaga-jaga, kebanyakan warga tidak melakukan perawatan terhadap kebunnya dan terus berjaga-jaga pada malam hari," terang Rianto.

Menurut Kades, gerombolan gajah dewasa itu kerap masuk ke perkebunan pada malam hari dan merusak tanaman sawit dan karet yang sudah berusia tiga hingga lima tahun.

"Untuk mengusirnya, kebanyakan warga menggunakan mercon yang biasa digunakan untuk merayakan malam Tahun Baru karena hanya dengan mercon ini gajah-gajah itu takut," paparnya.

Rianto mengharakan, "perang" gajah versus manusia di wilayahnya dapat segera berakhir dengan dukungan dan perhatian pemerintah setempat serta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang sejauh ini menurut dia belum berbuat banyak.

"Selama seminggu ini, kawanan gajah tersebut terus merusak kebun warga. Selama itu pula tidak ada kepedulian dan penanganan dari BKSDA. Begitu juga pemerintah yang tidak menaruh perhatian terhadap konflik ini," urai Rianto.

Penelusuran ANTARA, konflik antara gajah dengan manusia di Desa Petani ini telah berlangsung sejak berpuluh tahun.

BKSDA Provinsi Riau juga sempat beberapa kali menerjunkan pasukan gajah penjinak untuk melerai konflik tersebut. Namun pengawasan BKSDA itu tidak berlanjut, sehingga kawanan gajah terus merusak perkebunan warga dan meneror warga di Desa Petani.
(FZR)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011