Depok (ANTARA News) - Guru besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Rhenald Kasali meluncurkan buku berjudul "Cracking Zone" sebagai serial buku tentang perubahan yang telah diluncurkan sebelumnya.

"Buku ini membahas tentang perubahan yang semakin cepat dan dinamis di era digital abad ke-21," kata Rhenald di FEUI Depok, Rabu.

Dia mengatakan, perubahan itu menimbulkan banyak tantangan dan ancaman, namun pada waktu bersamaan juga membuka peluang kepada  mereka yang mampu melihat dan memanfaatkannya.

Buku tersebut kata dia, memberikan peta baru perubahan itu beserta patahan-patahan yang masih akan terjadi, dan akan memberikan panduan agar bisa menjadi cracker yang handal.

Para crackers, kata dia, menjadikan transisi gaya hidup serba digital sebagai peluang-peluang baru. Crakers melakukan pembaharuan tidak hanya pada institusi atau instansi di tempat mereka berkiprah, namun juga terhadap industri.

Rhenald mengatakan para crackers tidak terbatas pada para investor, namun juga pembaru yang menimbulkan rekahan atau retakan pada teritori di sekitar mereka, namun justru membentuk peluang-peluang baru yang belum diketahui sebelumnya.

"Pembaharuan yang dilakukan bukan tanpa resiko, karena jika tidak waspada maka mereka akan terjepit dan terkubur dalam retakan yang diciptakannya sendiri," katanya.

Cracking zone terbentuk karena empat poin, yaitu pertama pendapatan per kapita Indonesia yang telah mencapai 3.000 dolar AS pada 2010, kedua peningkatan pengguna telepon selular hingga 180 juta orang, ketiga menguatnya gejala freemium (misal internet), dan keempat lahirnya generasi terkoneksi (Gen C).

Poin-poin tersebut mempengaruhi erilaku konsumen dan prilaku bisnis, lalu menimbulkan patahan atau retakan yang menjadikan volume pasar semakin membesar.

"Pertambahan volume ini hanya dapat dilihat dan dimanfaatkan oleh seorang cracker," katanya.

F006/M027

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011