Jayapura (ANTARA) - Pelatih sepak bola putra Kalimantan Timur Rahmat Hidayat mengakui mental pemain-pemainnya turun ketika mendapatkan dua hukuman penalti saat melawan tuan rumah dalam semifinal PON Papua, Selasa.

"Dari pihak wasit kita dikasih penalti dua kali. Akhirnya mental anak-anak drop, kami tidak bisa bertahan lagi," ujar Rahmat seusai laga di Stadion Mandala, Jayapura, Selasa.

Pada pertandingan ini, Kalimantan Timur takluk 1-5 kepada Papua, padahal  sempat unggul 1-0 terlebih dahulu melalui gol bunuh diri bek tuan rumah Ari Wakum.

Selanjutnya, Kalimantan Timur dua kali diganjar hukuman penalti yang dijalankan dengan baik oleh Ricky Ricardo Cawor dan I Nyoman Nikson Ansanay  sehingga skor berubah 1-2.

Setelah itu, Kalimantan Timur tiga kali dibobol lagi oleh Papua melalui Ricky Ricardo Cawor, Samuel Gideon Balinsa dan M. Arody Uopdana.

Baca juga: Eduard Ivakdalam nilai final PON Papua adalah duel tim yang kelelahan

Rahmat menjelaskan bahwa pada laga ini, sebenarnya kedua tim bermain dengan sangat baik dan terbuka dengan melakukan saling serang.

"Ya Alhamdulillah anak-anak sebetulnya, pertandingan hari ini dua-duanya bermain bagus, artinya saling terbuka saling menyerang," terang Rahmat.

Selanjutnya Kalimantan Timur akan tampil dalam perebutan peringkat ketiga atau medali perunggu melawan Jawa Timur di Stadion Barnabas Youwe, Kabupaten Jayapura, Kamis lusa.

Pada fase 6 besar PON Papua cabang olahraga sepak bola putra, Kalimantan Timur sebelumnya pernah bertemu dengan Jawa Timur namun  kalah 1-5.

Baca juga: Penyerang Aceh siap balaskan luka final PON generasi sebelumnya

Pewarta: Aldi Sultan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2021