Papua (ANTARA) - Panitia Pelaksana cabang angkat berat Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua sempat menunda pengumuman pemenang kelas 84kg putri setelah pelatih atlet dari dua provinsi melayangkan protes.

"Saya memprotes keputusan wasit yang menyatakan angkatan atlet dari Jawa Barat Maria Magdalena di babak dead lift itu berhasil. Padahal saya lihat itu gagal," kata pelatih angkat berat Provinsi Riau Deriswan di Auditorium Uncen Jayapura, Rabu.

Deriswan menganggap angkatan barbel Maria Magdalena seberat 232,5kg gagal sebab salah satu lututnya melengkung. "Saya lihat dari layar tadi. Angkatan dead lift itu di saat beban diangkat posisi kaki harus lurus. Tadi itu bengkok, akhirnya lepas barbelnya dan jatuh tadi, harusnya itu gagal," katanya.

Sementara itu pelatih angkat berat Jawa Barat Agus Bambang turut memprotes pernyataan Riau. "Harusnya kita sudah mengamankan dua emas, tapi yang Maria Magdalena diprotes oleh mereka (Riau)," katanya.

Baca juga: Lifter Asia berebut emas angkat berat 72kg putri PON Papua

Agenda upacara kemenangan laga final angkat berat 84kg putri yang semula dilaksanakan pukul 13.00 WIT, diundur setelah dewan wasit pertandingan bersedia mengevaluasi siaran ulang dari penampilan Maria Magdalena di ruang kontrol broadcast Auditorium Uncen.

"Dewan wasit ke ruang video untuk mengamati berulang-ulang sebelum diputuskan. Keputusan ada di dewan wasit," kata salah satu host pertandingan.

Peninjauan siaran ulang pun melibatkan perwakilan ofisial dari provinsi yang melayangkan protes. "Satu provinsi, satu perwakilan," katanya.

Usai 30 menit meninjau siaran ulang, dewan wasit yang diwakili Ani Suprapti, Sugito dan Dewi mengumumkan bahwa proses angkatan Maria Magdalena benar sehingga tidak ada anulir.

Baca juga: Andre Satria persembahkan emas angkat berat untuk Riau
Baca juga: Putri Jabar dan Lampung bersaing ketat di angkat berat PON Papua

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021