Jadi (daftar susu ini) benar atau tidak? Jadinya, susu yang aman dikonsumsi yang mana?"
Jakarta (ANTARA News) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia meminta masyarakat untuk tidak memercayai pesan singkat (SMS) atau BlackBerry Messenger (BBM) mengenai nama-nama susu formula yang mengandung bakteri.

"Percayailah sumber yang dapat dipercaya. Itu juga gak jelas sumbernya, harus dikroscek dulu dengan sumber yang dapat dipercaya," kata Ketua YLKI Husna Zahir ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

SMS/BBM  itu menyebutkan bahwa dari keterangan salah satu peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB), beberapa merek susu ditemukan tercemar bakteri "Enterobacter Sakazakii" dan satu merek bubur bayi.

Kabar itu mulai beredar di telepon genggam masyarakat setelah konferensi pers bersama Menteri Kominfo, Menteri Kesehatan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM) dan IPB Kamis kemarin tidak menyebutkan merek-merek susu formula yang mengandung bakteri, seperti diharapkan masyarakat.

"Jadi (daftar susu ini) benar atau tidak? Jadinya, susu yang aman dikonsumsi yang mana?" tanya karyawan swasta, Puji Nurbaeti (32), yang memiliki seorang anak balita.

Husna menyebut SMS semacam itu kerap terjadi, namun masyarakat tak perlu menanggapinya.

"Bahkan ada yang seringkali bawa-bawa nama YLKI, padahal kami tidak pernah membuat penelitian semacam itu," katanya.

Masyarakat diimbau untuk hanya memercayai hasil penelitian Badan POM yang sudah dipublikasikan."Itu yang bisa dipegang," kata Husna.

Kepala Badan POM Kustantinah mengatakan pihaknya telah meneliti sampel rutin susu formula mulai 2008 hingga Februari 2011, namun tidak menemukan sampel mengandung bakteri "enterobacter sakazakii".

Pada Maret 2008 BPOM mengambil 96 sampel susu formula dari berbagai merek, kemudian pada 2009 sebanyak 11 sampel, 2010 sebanyak 99 sampel dan pada 2011 hingga Februari 18 sampel.

"Dari seluruh sampel itu tidak ada satupun yang mengandung enterobacter sakazakii," tegasnya.(*)

A043/A041

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011