Kairo (ANTARA News) - Tumbangnya Presiden Mesir Hosni Mubarak pada Jumat (11/2) tidak mempengaruhi keamanan bagi para tenaga kerja wanita (TKW) dari Indonesia yang bekerja di Istana Presiden.

"Mereka dalam keadaan aman," kata Kepala Fungsi Protokol dan Konsuler (Protkons) KBRI Kairo, Muhammad Abdullah kepada ANTARA di Kairo, Ahad.

Sebelumnya, Protkons Abdullah menyebutkan bahwa ada lima TKW yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga keluarga presiden di Istana Presiden.

Para TKW di Istana tesebut direkrut oleh Chamberlain (Kepala Rumah Tangga Kepresiden) Mesir beberapa bulan lalu, kata Protkos Abdullah.

Perekrutan TKW untuk bekerja di Istana Presiden itu bukan pertama kali, tapi sudah berlangsung lama.

Di masa Duta Besar RI untuk Mesir, Quraish Shihab (1999-2002), juga KBRI diminta oleh Kepala Rumah Tangga Kepresiden Mesir untuk mencarikan beberapa TKW guna bekerja sebagai pembantu rumah tangga keluarga Mubarak.

Sementara itu, sembilan dari 11 TKW bermasalah yang ditampung di KBRI telah dipulangkan lewat evakuasi warga negara Indonesia (WNI) akibat krisis di Mesir.

Adapun dua TKW lagi yang masih dipenampungan KBRI belum mau pulang karena masih menuntuk hak-hak mereka dari majikan.

Menurut Abdullah, salah satu TKW di antaranya belum mendapatkan gaji selama tujuh tahun bekerja, dan satu TKW lagi belum menerima gaji 3,5 tahun.

"KBRI bekerja sama dengan Organisasi Internasional untuk Migrasi (International Organisation for Migration/IOM) untuk menuntut penembalian hak-hak kedua TKW itu dari majikan mereka," ujar Abdullah.

Di sisi lain, sejumlah TKW sempat mendatangi KBRI atas inisiatif sendiri karena menyangka semua WNI harus dievakuasi.

"Kami menanyakan apakah para TKW itu masih berminat bekerja di Mesir, mereka jawab masih ingin dan majikannya baik. Ya, sudah bertahan saja," katanya.

Abdullah mengungkapkan, KBRI hanya mengkhawatirkan bila para TKW itu ditinggal lari oleh majikan, tapi ternyata mereka aman saja dengan manjikan.

Diperkirakan sekitar 5.000 TKW saat ini mengadu nasib di negeri Ratu Cleopatra tersebut, yang umumnya bekerja sebagai pembantu rumah tangga di kalangan pengusaha, artis dan pejabat pemerintah.(*)
(ANT/M043)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011