Jakarta (ANTARA News) - Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) menyatakan Bustanil Arifin yang meninggal dunia di Los Angeles, Amerika Serikat dalam usia 85 tahun adalah peletak landasan kokoh koperasi di Indonesia.

"Salah satu hal yang perlu dicatat sebagai jasa besar almarhum Pak Bus adalah saat beliau memangku jabatan Menteri Muda Urusan Koperasi pada 1978," kata Ketua Majelis Pakar Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Teguh Boediyana, kepada ANTARA di Jakarta, Minggu.

Menurut dia, saat menjabat sebagai Menteri Muda Urusan Koperasi itulah, Bustanil meletakkan landasan kokoh perkoperasian di Tanah Air.

Teguh yang juga Ketua Dewan Persusuan Nasional mengatakan, Bustanil pula yang telah mengawali untuk "mendobrak" pintu industri pengolahan susu.

"Melalui prakarsa beliau, industri pengolahan susu didobrak untuk menyerap susu segar yang dihasilkan peternak melalui wadah koperasi," katanya.

Sementara harga yang dibayar untuk tiap liternya juga dikontrol melalui ketetapan upaya menghitung biaya produksi dan "cost of living".

Menurut Teguh, pada 1978 itulah menjadi tahun penanda tonggak awal kebangkitan revolusi putih atau susu di Tanah Air.

"Kebijakan ini dikukuhkan dengan SKB tiga menteri pada 1983 yang menetapkan wajib serap susu segar dalam negeri dikaitkan dengan izin impor susu," katanya.

Pada 1978 tercatat hanya ada 11 koperasi susu dan pada era 1980-an jumlahnya meningkat pesat sampai dengan 20 koperasi (saat ini sekitar 95 koperasi).

Teguh menegaskan bahwa Bustanil merupakan tokoh yang telah meletakkan landasan yang kokoh bagi koperasi dan industri susu di tanah air.

"Kita kehilangan tokoh besar yg berjasa dalam pengembangan koperasi di Indonesia," demikian Teguh Boediyana.(*)
(T.H016/A035)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011