Ambon (ANTARA News) - Jaringan Gay, Waria dan Lesbian Indonesia (GWL-INA) cabang Maluku merayakan hari kasih sayang dengan menggelar pertunjukan menyanyi, menari dan pegelaran busana antar sesamanya di Hotel Wijaya, Ambon, Senin malam.

Kegiatan yang dimulai sejak pukul 22.00 WIT itu dihadiri sedikitnya 200-an anggota GWL-Ina se-Kota Ambon. Mantan Kepala Dinas Tata Kota M. A. S. Latuconsina dan beberapa anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Maluku terlihat duduk diantara para undangan.

"Bukan hanya semata-mata untuk meramaikan Hari Kasih Sayang, tetapi acara ini juga untuk mempererat hubungan kekeluargaan antar sesama waria dan gay yang ada di Maluku, khususnya Kota Ambon, agar mereka juga bisa saling mendukung satu sama lain," kata Ketua GWL-INA cabang Maluku, H. Mochtar Ambon (44), kepada ANTARA di Ambon.

Ia mengatakan, acara ini merupakan perayaan pertama yang diselenggarakan oleh GWL-INA Cabang Maluku, setelah dibentuk awal September 2010. Melalui kegiatan tersebut, dirinya berharap masyarakat bisa melihat sisi positif dari kaum yang masih termarginalkan itu.

"Kami ingin menunjukan kepada masyarakat kalau kami sama seperti mereka. Waria, gay dan lebian juga manusia yang memiliki hak-hak yang sama," katanya.

Menurut Mochtar, kendati saat ini telah bersikap lebih terbuka dengan waria, masyarakat Maluku belum bisa menerima kehadiran gay dan lesbian di dalam komunitas mereka.

"Yang saya liat saat ini teman-teman waria sudah bisa diterima oleh masyarakat di sini, tapi tidak ada pengecualian untuk gay dan lesbian, makanya mereka belum berani untuk terang-terangan mengakui statusnya," katanya.

Anggota DPRD Maluku Fraksi Partai Golkar Richard Louhenapessy yang juga hadir pada perayaan tersebut mengatakan, kehadirannya untuk memenuhi undangan GWL-INA Maluku sebagai bentuk apresiasi kepada komunitas tersebut.

"Banyak masyarakat kita yang belum mengakui adanya mereka, tetapi diakui atau tidak kenyataannya mereka ada diantara kita. Apabila yang mereka lakukan masih positif, kita harus tetap mendukungnya," katanya. (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011