Bandung (ANTARA News) - Sigrid Minerva Boni Avibus atau biasanya dipanggil Boni merupakan "calon presiden" termuda yang ada di Indonesia untuk Pemilu Presiden 2009 mendatang.          Meski usianya muda, namun orasi politiknya mampu menghipnotis peserta "Konvensi Capres Dewan Integritas Bangsa" di Bandung, Jabar, Sabtu.          "Pilih dan coblos lambang partai berlambang sepeda roda tiga, karena saya adalah calon presiden dari LPBI, bukan Lembaga Pemasyarakatan Bank Indonesia, tetapi Laskar Panggung Bandung Indonesia," ujar Boni yang disambut tepuk tangan undangan konvensi.            Saat peserta bertepuk tangan tiba-tiba Boni menangis, sehingga seluruh ruangan sunyi. "Saya tidak menangis betulan karena seorang presiden tidak boleh cengeng, masa presiden cengeng, malu dong," katanya.          "Saya akan menyejahterakan rakyat dan bangsa ini karena saya cinta dengan negara Indonesia," katanya di hadapan empat capres lainnya, yaitu Rizal Ramli, Yudi Crisnandi, Marwah Daud, dan Bambang Sulastomo.          Boni tergabung dalam sanggar teater Laskar Panggung Bandung Indonesia sejak satu tahun lalu. Gadis cilik kelas dua SDN Banjarsari II Bandung ini mengaku penampilannya kali ini adalah yang ke-15.          "Aku menghapal skrip orasi ini dua hari, soalnya kalimatnya panjang dan ada tiga lembar kertas," katanya menjawab pertanyaan soal waktu persiapan pementasannya.          Gadis yang menyukai pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika ini menuturkan pengalamannya berteater. "Aku sudah pernah ke Balikpapan dan Jakarta untuk pentas dan aku katanya mau main di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," ujarnya.            "Aku suka teater enggak tahu kenapa, pokoknya waktu itu aku suka baca-baca dan bersandiwara," kata putri satu-satunya pasangan Semesta Aubrey Wirayudha dan Badriani ini menjawab pertanyaan ANTARA.            Menurut Aub, ayahanda Boni yang juga pemain teater, putri tunggalnya ini sangat pemberani. "Dia sudah sangat ingin bersekolah di Sekolah Dasar (SD), namun saat itu tidak ada satu sekolah-pun yang menerima karena usianya sangat muda," katanya.          "Boni langsung menghadap ke salah seorang Kepala Sekolah di SDN Banjarsari dan memaksa ingin sekolah akhirnya ia diterima," katanya atas jaminan sang kepala sekolah tersebut.          Meski berteater, tutur Aub, Boni selalu mendapat nilai yang tinggi yaitu sembilan, namun diakuinya pada semester ini nilai Boni jatuh karena banyak latihan. "Semester ini rata-ratanya cuma tujuh koma lebih," ujarnya.          Bagi Boni pengalaman yang paling berkesan selama manggung adalah saat di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. "Penampilanku  ditonton sebanyak 900 orang dan aku tidak takut," kata Boni.          Ketika ditanyakan harapan untuk Presiden Indonesia mendatang, Boni hanya menggelengkan kepalanya. "Aku enggak tahu," ujar gadis berkacamata silindris empat ini tersenyum. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009