Moscow (ANTARA News) - Setidak-tidaknya 12 orang tewas pada Kamis dan puluhan cedera dalam unjuk rasa antipemerintah di kota wilayah timur laut, Al Baida dan kota bagian timur, Benghazi di Libya.

Pengunjuk rasa Libya yang terinspirasi oleh ketegangan di Mesir dan Tunisia juga menyebutkan "Hari Kemarahan" pada Kamis untuk menantang pemimpin Libya selama 41 tahun, Kolonel Muammar Qadhafi.

Kantor Berita Al Arabiya yang mengutip jejaring oposisi dan organisasi non-kepemerintahan melaporkan bahwa pasukan keamanan dan milisi Dewan Revolusioner menembaki pengunjuk rasa damai yang kebanyakan terdiri dari para pemuda di kota Al Baida sehingga menewaskan setidak-tidaknya enam orang.

Satu kelompok HAM di Jenewa, "Solidaritas HAM" mengatakan bahwa para saksi mata di Al Baida melaporkan terdapat sejumlah penembak tersembunyi yang menembak dari puncak gedung sehingga menewaskan paling tidak 13 pengunjuk rasa.

Kantor Berita France Press melaporkan bahwa setidak-tidaknya enam orang tewas dan 38 cedera di kota terbesar kedua Libya, Benghazi dimana unjuk rasa dimulai pada Rabu ketika setidaknya 15 orang cedera.

Satu kelompok dalam jejaring Facebook yang mengajak adakan "Hari Kemarahan" memiliki 4.400 anggota pada Senin namun setelah bentrokan pada Rabu di Benghazi, jumlahnya melebihi satu kali lipat menjadi 10.000 anggota.

Qadhafi yang mendapat kekuasaan saat kudeta 1969 merupakan pemimpin yang berkuasa paling lama di negara-negara Afrika dan Arab.

Pemicu unjuk rasa itu diduga akibat penahanan pengacara HAM, Fathi Terbil oleh pasukan keamanan Libya namun Terbil dilaporkan telah dibebaskan.

Sejumlah laporan media setempat mengatakan unjuk rasa yang mendukung Qadhafi dilakukan di sejumlah kota negara itu setelah unjuk rasa Benghazi.
(KR-BPY/H-AK)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011