Tiga faktor ini menyebabkan masyarakat menjadi mudah terpicu untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap kelompok lain saat ada yang menghasut
Padang (ANTARA News) - Ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) menilai prilaku kekerasan yang dilakukan sekelompok masyarakat dengan mengatasnamakan Islam terhadap kelompok lain bukanlah bagian dari ajaran Islam.

"Aksi kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini bukan representasi dari Islam karena dilakukan oleh oknum tertentu mengingat Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan pada pemeluknya, apalagi prinsip dasar dari Islam adalah rahmat bagi seluruh alam," kata ketua Pengurus Wilayah NU Sumatera Barat HA Khusnun Aziz di Padang, Senin.

Menurut dia, terjadinya aksi kekerasan terhadap kelompok masyarakat tertentu lebih disebabkan pada tiga hal, yaitu adanya tekanan terhadap umat Islam dimasa orde baru, persoalan ekonomi, serta ketidakpuasan terhadap pemerintah.

"Tiga faktor ini menyebabkan masyarakat menjadi mudah terpicu untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap kelompok lain saat ada yang menghasut," lanjut dia.

Karena itu, kata dia, NU mengharapkan kepada masyarakat, jika melihat ada kelompok yang diduga melakukan penafsiran ajaran Islam yang menyimpang dari Alquran dan Hadis jangan dimusuhi serta dinyatakan sesat, tetapi sebaliknya harus dirangkul.

"Sebab jika kelompok tersebut dihujat dan diperlakukan secara anarkis hal tersebut tidak akan menyelesaikan persoalan dan hanya akan menyebabkan citra Islam menjadi tidak baik," lanjut dia.

Ia mencontohkan, Nabi Muhammad dalam menyampaikan ajaran Islam tidak pernah menggunakan cara kekerasan bahkan walaupun ia dihina dan dicaci tetap berlaku baik dan lemah lembut.

"Sikap yang baik dan prilaku lemah lembut akan menyebabkan seseorang menjadi tersentuh dan mudah untuk menerima kebenaran," kata dia.

NU juga meminta kepada para ulama dalam berdakwah menyampaikan sesuatu yang menyejukan serta tidak memprovokasi umat untuk terpancing berbuat anarkis terhadap kelompok tertentu.

Salah satu upaya yang juga harus digiatkan kembali di tengah masyarakat guna mengantisipasi tidak berkembangnya ajaran yang menyimpang adalah menguatkan kepedulian sosial ditingkat keluarga dan tetangga.

"Dengan adanya kepedulian sosial tersebut masing-masing individu akan saling menjaga agar orang-orang terdekat tidak terlibat dengan ajaran yang menyimpang," lanjut dia.

(KR-AH/E001/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011