Medan (ANTARA News) - Pengamat hukum internasional dari Universitas Sumatera Utara, Prof Dr Suhaidi SH, berpendapat, laptop delegasi Indonesia yang dicuri penjahat di Korea Selatan kemungkinan berisi atau dipakai menyimpan data-data rahasia negara.

"Jika yang hilang itu memang merupakan rahasia negara, berarti negara lalai dalam menyimpan rahasia tersebut," katanya di Medan, Senin, diminta komentarnya mengenai kehilangan laptop delegasi Indonesia itu.

Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Seoul sudah melaporkan kasus pencurian laptop salah satu anggota delegasi Indonesia yang sedang melakukan kunjungan kerja di sana, ke Kementerian Luar Negeri Korea Selatan.

Hal ini ditegaskan juru bicara Kementerian Luar negeri Michael Tene di Jakarta, Senin (21/2).

"Selain melaporkan kejadian itu ke kepolisian setempat, kami juga sudah memberitahu Kemlu Korsel dan mengajukan komplain ke pihak hotel dimana rombongan menginap," ujarnya.

Michael menambahkan, laptop yang dicuri telah ditemukan lagi sekitar 15-20 menit setelah kejadian.

Sebelumnya, media lokal Korsel, mengutip polisi setempat, memberitakan insiden itu terjadi di Hotel Lotte, kawasan Sogong-dong, tidak jauh dari Balai Kota Seoul, tempat kelima puluh orang anggota delegasi Indonesia menginap.

Suhaidi mengatakan, kehilangan ini akan berakibat fatal dan dapat merugikan negara secara intern dan ekstern, misalnya jika yang hilang tersebut menyangkut posisi Indonesia dalam hubungan Indonesia dengan Korea Selatan.

"Kita juga khawatir data tersebut jangan sampai jatuh ke pihak negara lain, karena prinsip luar negeri kita yang bebas dan aktif akan terganggu, kedepan negara harus lebih berhati-hati lagi," kata Guru besar Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara itu.

Selanjutnya, ia menjelaskan, aksi pencurian yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggungjawab itu, kemungkinan sudah direncanakan sebelumnya.

Sebab, pencurian tersebut dilakukan sebuah hotel mewah yang ada di Seoul, cara kerjanya juga terkordinir dan cukup rapi, serta dilakukan orang yang profesional.

"Pelaku pencurian laptop itu, diduga adalah orang yang cukup terlatih," kata Suhaidi.

Bahkan, katanya, pelaku kejahatan itu mengambil laptop milik delegasi Indonesia itu, hanya sekadar untuk memindahkan data-data rahasia yang ada dalam peralatan tersebut.

"Pencuri itu hanya memerlukan dokumen rahasia negara yang ada dalam laptop itu. Mana tahu di dalamnya ada yang sangat penting," ujar Suhaidi.

Menurut dia, berhasilnya aksi pencurian itu, karena tidak adanya pengawasan internal terhadap delegasi Indonesia yang menginap di hotel di Seoul. Ini adalah merupakan kelemahan di negara tersebut.

Hal seperti ini, dapat dijadikan sebagai pengalaman yang sangat berharga bagi Indonesia, kedepan agar tidak terulang lagi.

"Delegasi Indonesia perlu ekstra hati-hati kalau menginap di negara tersebut, agar tidak terulang lagi kasus serupa," katanya. (M034/P004/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011