"Kebakaran di Kecamatan Bukit Batu sudah sering terjadi, bahkan hampir setiap tahun."
Dumai (ANTARANews) - Lebih 30 hektare lahan perkebunan kelapa sawit milik salah satu perusahaan swasta di Kelurahan Sungai Pakning, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Riau, hangus terbakar hingga menyebarkan polusi udara ke kawasan sekitarnya.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Dumai, H. Huzaini, Minggu, kepada ANTARA News di Dumai, mengatakan, selain kebakaran di lahan perkebunan milik swasta, api juga melalap perkebunan kelapa sawit milik warga di Desa Sejagat Kecamatan Bukit Batu.

"Kebakaran yang melanda kebun milik warga ini sudah mencapai sekitar sepuluh hektare. Syukur sejak hujan malam tadi, titik api terus mengecil sehingga penyelamatan dapat dilakukan dengan tidak tergesa-gesa," kata dia.

Sementara untuk di perkebunan milik swasta, tutur dia, sejauh ini api masih terus membesar sehingga penyelamatan membutuhkan lebih banyak personel pemadam.

"Kita juga bersyukur, dalam upaya pemadaman api dilahan perusahaan ini, warga sekitar sangat aktif membantu kami dan pihak perusahaan dalam penyelamatan, sehingga api sejauh ini masih dapat dikendalikan," ujarnya.

Camat Bukti Batu, Andris Wasono, mengatakan bahwa saat ini pihaknya bersama dengan masyarakat peduli api di sana terus berupaya melakukan penyelamatan dengan dibantu tim dari Manggala Agni dan Dinas Kehutanan serta Badan Lingkungan Hidup (BLH).

"Selain itu, tim dari Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Bengkalis juga rencananya akan turut membantu memadamkan api disini," ucapnya.

Lahan perkebunan swasta itu, menurut Andris, merupakan lahan milik PT RMS, kawasan disana merupakan kawasan gambut dimana ketika kebakaran melanda api sangat sulit dipadamkan karena berada hingga kedalaman dua meter.

"Kebakaran di Kecamatan Bukit Batu sudah sering terjadi, bahkan hampir setiap tahun. Untuk mengantisipasinya, kita telah membentuk tim peduli api yang berangotakan masyarakat sekitar. Mereka selalu bersiaga setiap ada kebakaran hutan dan lahan di Bukit Batu," katanya.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011