Tunis (ANTARA News) - Perdana Menteri Tunisia Mohammed Ghannouchi mengundurkan diri pada Minggu dan digantikan oleh Beji Caid Essebsi, mantan menteri, setelah aksi-aksi protes antipemerintah merenggut lima nyawa selama akhir pekan.

Pasukan keamanan bentrok lagi dengan pengunjuk rasa di Tunis menuntut penggantian beberapa menteri dalam pemerintahan sementara Ghannouchi sebelum perdana menteri itu mengumumkan pengunduran dirinya.

"Aksi kekerasan dan penjarahan, pergolakan dan kebakaran di kawasan Habib Bourguiba avenue di Tunis pada Sabtu menyebabkan lima orang tewas," demikian pernyataan pemerintah yang dikutip kantor berita TAP, seperti dilaporkan AFP.

"Peristiwa yang merenggut korban jiwa ini terjadi selama bentrokan dengan pasukan keamanan dalam negeri yang berusaha menghalau sekelompok anak muda bersenjata pisau dan batu. Mereka mencoba menyerbu kantor kementerian dalam negeri."

Pernyataan itu juga menyebutkan 16 personil pasukan keamanan cedera ketika batu-batu dan benda-benda lain dilemparkan ke arah mereka.

Pihak berwenang sedang menyelidiki peristiwa itu, tambahnya.

Kementerian itu menyatakan "aksi-aksi itu dilakukan oleh mereka yang ingin Tunisia tak stabil...serius."

Ghannouchi sebelumnya mengatakan ia memutuskan untuk mundur setelah lebih enam minggu sebagai perdana menteri sementara tetapi "tak melepaskan diri dari tanggung jawab."

"Saya tak siap menjadi orang yang mengambil keputusan-keputusan yang akan menimbulkan korban," katanya.

"Pengunduran ini demi Tunisia dan revolusi serta masa depan Tunisia," tambahnya.

Presiden sementara Foued Mebazaa mengangkat Caid Essebsi, 84 tahun, untuk menggantikan Ghannouchi, 69 tahun.

"Saya mengusulkan Beji Caid Essebsi untuk posisi perdana menteri, dan ia telah menerima tanggung jawab," kata Mebazaa dalam satu pernyataan yang dikirim ke media setempat.

Caid Essebsi "dikenal karena patriotik, keteguhan hati dan pengorbanannya bagi kepentingan tanah Air," kata presiden itu.

Ia mengucapkan terima kasih kepada Ghannouchi yang telah mengabdikan diri pada masa-masa sulit setelah presiden Zine El Abidine Ben Ali melarikan diri ke Arab Saudi pada pertengahan Januari setelah 23 tahun berkuasa.

Dianggap sebagai tokoh liberal, Caid Essebsi memegang beberapa posisi semasa pendahulu Ben Ali, Habib Bourguiba, yang memimpin Tunisia menuju kemerdekaan dari Prancis. Ia pernah menjadi menteri pertahanan, menteri luar negeri dan ketua parlemen. (M016/S008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011