Jakarta (ANTARA News) - Kloter kedua warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Libya, negara yang sedang bergejolak, dijadwalkan tiba di tanah air pada Rabu sore (2/3) setelah diterbangkan dari titik transit mereka di Tunisia.

Satuan Tugas Pengamanan, Dukungan Logistik dan Evakuasi WNI di Libya menyatakan bahwa sekitar 141 WNI akan tiba di Bandara Soekarno Hatta pada pukul 15.45 wib dengan menggunakan pesawat Emirates 356 dan 50 WNI pada pukul 21.30 wib dengan Emirates 358.

Kloter pertama WNI yang dievakuasi dari Libya yang berjumlah 11 orang tiba di Bandara Soekarno Hatta, Selasa (1/3) pada pukul 21.30 WIB dengan menggunakan pesawat Emirates 358.

Sebelumnya Ketua Satgas Hassan Wirajudha menilai situasi di Libya berpotensi berkembang menjadi konflik horizontal yang besar sehingga pemerintah akan mengevakuasi seluruh WNI.

"Di Libya kita tahu situasinya juga sangat tidak menentu. Bahkan respon dari Presiden Muamar Gaddafi yang mengancam akan menggunakan kekerasan termasuk penggelaran tentara. Memungkinkan eskalasi konflik jadi lebih besar," katanya.

Menurut Hassan, jumlah WNI di Libya sekitar 870 orang yang terdiri dari antara lain karyawan PT Wika sebanyak 210 orang, mahasiswa sekitar 150 orang, tenaga kerja Indonesia berjumlah sekitar 60 orang termasuk delapan orang yang bekerja di Istana Muamar Gaddafi, dan sisanya adalah pekerja perusahaan-perusahaan asing.

Sebelum diterbangkan ke Jakarta para WNI tersebut transit sementara di Tunisia. Sedangkan khusus untuk para mahasiswa akan ditempatkan di Tunisia selama lebih kurang dua hingga tiga pekan hingga situasi pulih.

Para WNI itu akan ditempatkan di Wisma Dubes, di rumah para staf KBRI dan di penginapan di sekitar kedutaan besar.

Dalam beberapa waktu terakhir Libya dilanda oleh aksi unjuk rasa menentang kekuasaan Muamar Gaddafi yang telah berlangsung selama lebih kurang 41 tahun.

Baru-baru ini dalam sebuah wawancara dengan media asing, Gaddafi mengaku bahwa seluruh rakyat Libya mencintainya dan tidak ada satu pun unjuk rasa di jalanan.

(G003/E001/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011