Saya sedang salat di mesjid di Rajma ketika mendengar ledakan dan hal yang saya tahu selanjutnya saya sudah berada di rumah sakit.
Benghazi/Ajdabiya, Libya (ANTARA News) - Korban jiwa akibat pertempuran Jumat di sekitar kota Libya timur, Ras Lanuf, serta serangan gudang persenjataan, juga di timur, meningkat menjadi 26 orang, kata dokter seperti dikutip Reuters, Sabtu.

Serangan ke depot senjataa itu disebut oleh para pemberontak dilakukan tentara Muamar Gaddafi.

Dokter mengatakan total korban dari dua kejadian itu dapat meningkat karena lebih banyak mayat ditemukan atau dibawa.

Pemberontak mengatakan Jumat kemarin tentara Gaddafi membom tempat penyimpanan senjata di Rajma, pinggiran kota kedua terbesar Benghazi yang saat ini berada di tangan pemberontak.

Di daerah yang lebih ke timur, pemberontak bertempur dengan tentara pro-Gaddafi untuk mengendalikan kota Ras Lanuf, tempat pangkalan minyak.

Ras Lanuf sudah berada penuh dibawah kontrol pemberontak, sementara pasukan pemerintah telah pindah ke bagian barat kota tersebut.

Sang dokter yang meminta untuk tidak disebutkan identitasnya itu berasal dari Rumah Sakit Martyr di Benghazi, tempat sebagian besar korban tewas dibawa akibat serangan di pangkalan amunisi, menyatakan total korban sejauh ini adalah 19 orang.

"Mayat 12 orang yang tewas dibawa ke sini dan ke rumah sakit utama Benghazi lainnya ada tujuh orang," kata sumber tersebut seraya mengambahkan enam ambulans lain sedang dalam perjalanan untuk menemukan mayat.

"Kebanyakan korban tewas adalah penduduk di rumah-rumah yang dekat dengan pangkalan militer," katanya.

Seorang dokter lain di rumah sakit di kota sebelah timur yang sudah diduduki pemberontak, Ajdabiya, Ramadan Salem, mengatakan delapan korban tewas tiba di rumah sakit itu dari Ras Lanuf. Ia mengatakan dua adalah pengikut Gaddafi dan enam lain pemberontak. Ia juga menyebutkan 25 orang terluka.

Berbicara mengenai ledakan di tempat amunisi Rajma, seorang pengusaha Youssef mengatakan dari ranjangnya: "Saya sedang salat di mesjid di Rajma ketika mendengar ledakan dan hal yang saya tahu selanjutnya saya sudah berada di rumah sakit. Saya tidak tahu apa yang terjadi pada saudara laki-laki saya yang juga salat dengan saya."

Kdua tulang paha pria ini retak dan menggunakan masker oksigen.

Seorang pengemudi ambulan, Hamid Said berkata, "Saya berada di pangkalam militer Rajma untuk melihat apa yang terjadi di sana. Ledakan terjadi di belakang saya dan melemparkan saya beberapa meter ke udara. Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan tema saya. Tidak ada yang dapat mengatakan kepada saya. Saya tidak mendengar ada pesawat sebelum ledakan."(*)

KR-DLN/H-AK

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011