Sydney (ANTARA) - Saham-sahan Australia ditutup jatuh pada Kamis, terseret oleh saham pertambangan dan energi karena harga-harga komoditas melemah, sementara keputusan bank sentral untuk tidak membeli obligasi pemerintah mendorong investor mulai memperkirakan kenaikan suku bunga.

Indeks acuan S&P/ASX 200 di Bursa Efek Australia berakhir 0,25 persen atau 18,30 poin lebih rendah menjadi 7.430,40 poin, dengan sebagian besar sektor diperdagangkan di zona merah. Indeks acuan ditutup datar pada perdagangan Selasa (27/10/2021).

Bank sentral Australia, Reserve Bank of Australia (RBA), dalam langkah tak terduga tidak menawarkan untuk membeli obligasi April 2024, mengirim imbal hasil melonjak di atas targetnya dan memicu spekulasi pasar bahwa suku bunga akan dinaikkan dua tahun lebih awal dari perkiraan saat ini pada 2024.

Baca juga: Bursa Australia dibuka lebih rendah terseret saham tambang dan energi

“Keputusan RBA mengganggu karena imbal hasil obligasi dua tahun berlipat ganda dari 25 basis poin menjadi 50 basis poin dalam hitungan menit. Mereka pasti kehilangan kurva imbal hasil,” kata Brad Smoling dari Smoling Stockbroking.

Pasar memperkirakan RBA untuk membeli obligasi April 2024 guna menahan pukulan imbal hasil baru-baru ini, tambahnya.

Sektor pertambangan merosot 1,4 persen, memperpanjang kerugian untuk sesi kedua berturut-turut, karena harga bijih besi yang lebih lemah.

Baca juga: Saham Australia melemah, tertekan penambang dan data inflasi

Dua dari tiga raksasa pertambangan - Rio Tinto dan BHP Group - masing-masing kehilangan 1,5 persen dan 1,7 persen.

Fortescue Metals Group datar setelah penambang bijih besi No.4 dunia itu melaporkan rekor pengiriman triwulanan tetapi menerima harga per ton lebih rendah karena penurunan besar dalam harga komoditas.

Saham-saham energi jatuh 2,0 persen menyusul penurunan harga minyak, sementara keputusan China untuk memantau lonjakan harga batu bara menyeret saham di sub-indeks turun lebih jauh.

Whitehaven Coal anjlok 5,0 persen memimpin kerugian pada sub-indeks, sementara Woodside Petroleum kehilangan 2,5 persen.

Melawan tren, pengecer elektronik No.2 JB Hi-Fi melonjak 3,2 persen karena melihat rebound dalam penjualan ketika Australia secara bertahap melonggarkan pembatasan COVID-19.

Di Selandia Baru, indeks acuan S&P/NZX 50 ditutup 0,38 persen atau 49,27 poin lebih rendah menjadi 12.970,99 poin.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021