New York (ANTARA) - Dolar AS mempertahankan kerugian terhadap euro dan pound Inggris pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena para pedagang mata uang mencerna pergerakan di pasar suku bunga usai komentar Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde dan laporan ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan.

Euro menguat hampir 0,7 persen terhadap dolar dan menuju kenaikan harian terbesar sejak Mei. Euro diperdagangkan pada 1,1681 dolar AS pada sore hari di New York. Sementara itu, sterling naik hampir 0,4 persen menjadi 1,3788 dolar AS.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya kehilangan hampir 0,6 persen menjadi 93,3580.

Pasar valuta asing menjadi bergejolak di sekitar aktivitas bank sentral. Pergerakan yang lebih besar dimulai pada Rabu (27/10/2021) dengan komentar hawkish dari bank sentral Kanada (BoC) dan diikuti pada Kamis (28/10/2021) dengan tindakan oleh bank sentral Australia (RBA) dan komentar oleh ECB - semuanya menjelang pertemuan Federal Reserve AS dan bank sentral Inggris (BoE) minggu depan.

"Pasar sangat terpicu dan sensitif terhadap kekhawatiran inflasi dan anggapan bahwa bank-bank sentral berada di belakang kurva," kata Mazen Issa, ahli strategi mata uang senior di TD Securities.

Faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan volatilitas, kata Issa, adalah mendekati akhir bulan ketika lebih banyak manajer investasi menyeimbangkan kembali portofolio mereka di seluruh mata uang.

Karena bank-bank sentral masing-masing memetakan penyesuaian terhadap kebijakan moneter yang diadopsi selama pandemi, para pedagang mencoba memprediksi arah suku bunga dan imbal hasil yang disesuaikan dengan inflasi di seluruh mata uang.

Beberapa volatilitas mata uang kemungkinan merupakan tumpahan dari pasar suku bunga yang tidak nyaman. Kurva imbal hasil yang datar baru-baru ini telah menunjukkan kepada beberapa pihak bahwa bank-bank sentral harus mengorbankan dukungan untuk pemulihan pandemi dengan membiarkan suku bunga naik untuk mencoba menahan inflasi. Imbal hasil zona euro naik tajam pada Kamis (28/10/2021).

Sebelum Lagarde berbicara dalam konferensi pers, euro bergerak sedikit di tengah pernyataan kebijakan ECB. ECB telah berdiri, seperti yang diperkirakan, dengan rencananya untuk terus membeli obligasi dan menahan suku bunga.

Beberapa orang melihat komentar Lagarde tidak begitu kuat dalam menegaskan posisi dovish ECB seperti yang diharapkan pasar.

"Presiden Lagarde gagal memberikan dorongan yang cukup terhadap ekspektasi pasar tentang kenaikan suku bunga tahun depan," tulis ekonom Rabobank dalam sebuah catatan.

Dolar tidak mendapat bantuan dari laporan pemerintah AS bahwa produk domestik bruto tumbuh hanya pada tingkat tahunan 2,0 persen pada kuartal yang berakhir September. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan tingkat pertumbuhan 2,7 persen.

Data ekonomi AS yang lebih baru telah lebih kuat, sehingga laporan tersebut diperkirakan tidak terlalu berpengaruh terhadap dolar.

Meskipun pound Inggris menguat terhadap dolar, mata uang itu tergelincir terhadap euro sebanyak 0,3 persen. Pound telah diterpa spekulasi baru-baru ini mengenai apakah bank sentral Inggris akan melanjutkan kenaikan suku bunga pada pertemuannya minggu depan.

Kamis (28/10/2021) pagi, bank sentral Australia menolak untuk membeli obligasi pemerintah di jantung program stimulus dan dolar Aussie jatuh dalam menanggapi spekulasi bank sentral akan membiarkan suku bunga naik lebih awal dari yang diperkirakan. Aussie awalnya turun 0,5 persen setelah pernyataan RBA tetapi segera menghapus kerugian tersebut dan naik 0,3 persen terhadap dolar AS pada pukul 19.24 GMT.

Di pasar mata uang kripto, Bitcoin naik 3,0 persen menjadi 60.040 dolar AS.

Baca juga: Dolar naik tipis di pasar yang stabil sebelum pertemuan bank sentral
Baca juga: AIIB perkirakan pendanaan iklim capai 50 miliar dolar AS pada 2030
Baca juga: Dolar stabil setelah melonjak dari level terendah satu bulan

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021