Beijing (ANTARA) - Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun memaparkan peluang Indonesia yang perlu diperluas kerja samanya dengan negara berpenduduk terbanyak di dunia itu dalam sebuah webinar tentang ekonomi syariah, Jumat.

"Perdagangan luar negeri masih menjadi penyokong utama ketahanan ekonomi China," kata dia.

Ekspor dan impor China terus tumbuh positif dalam 15 bulan terakhir.

Dengan mengutip data Bank Dunia, Dubes menyebutkan ekonomi China diperkirakan tumbuh 8,5 persen pada tahun ini atau naik 0,4 persen dibandingkan proyeksi April.

"Agar tidak kehilangan momentum tersebut, KBRI Beijing menggelar forum bisnis, pekan lalu," ujarnya.

Dalam forum ekonomi syariah itu, Djauhari menekankan pentingnya tiga sektor yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Indonesia dan China bentuk aliansi riset Industri-Universitas

"Ekonomi hijau, pembangunan sektor kesehatan, dan digitalisasi," katanya.

Di sektor ekonomi hijau, lanjut dia, Indonesia dan China memiliki pandangan yang sama tentang pengurangan penggunaan energi berbasis fosil.

"Di bidang kesehatan, Indonesia dan China telah menjalin kerja sama sejak pandemi tahun lalu," kata Djauhari.

Menurut dia, hingga September 2021 China telah mengekspor 200 juta dosis vaksin COVID-19.

"Di sektor digitalisasi, Indonesia telah menjalin kemitraan dengan banyak negara, termasuk China sebagai pemain terbesar sektor digital di dunia," katanya.

Selama periode Januari-September 2021, perdagangan bilateral Indonesia-China telah mencapai angka 85,4 miliar dolar AS (Rp1,2 kuadriliun) atau meningkat 50 persen dibandingkan Januari-September 2020.

Sedangkan investasi China di Indonesia mencapai 2,3 miliar dolar AS.

Baca juga: Teknologi digital pererat hubungan diplomatik Indonesia-China
Baca juga: Bali buka kembali digaungkan di Beijing

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021