New York (ANTARA News) - Pasar saham Amerika Serikat naik pada Jumat waktu setempat, meskipun pedagang bergulat dengan dampak terhadap ekonomi dari gempa bumi dan tsunami yang dahsyat di Jepang, ekonomi terbesar ketiga di dunia.

"Pasar ekuitas AS telah berbalik naik dalam aksi sore, menunjukkan beberapa ketahanan dalam menghadapi gempa bumi berkekuatan 8,9 skala richter yang melanda Jepang dan tsunami yang ditimbulkan," kata analis Charles Schwab dalam catatan kliennya, seperti dilaporkan AFP.

Pada awal perdagangan saham telah jatuh sebelum pulih kembali, namun harga minyak dan komoditas jatuh karena pedagang kesulitan untuk mengukur dampak bencana di salah satu pasar dunia yang paling penting dan saling terkait.

"Siapa pun yang memberitahu Anda bahwa mereka memiliki pegangan pada konsekuensi ekonomi dari peristiwa ini adalah salah," kata Carl Weinberg, ekonom terkemuka High Frequency Economics, yang mencerminkan kegelisahan pasar.

"Tidak ada cara untuk menilai bahkan kerusakan langsung terhadap ekonomi Jepang atau terhadap ekonomi global. Hari yang menyedihkan untuk Jepang, dan gempa susulan ekonomi dapat mempengaruhi ekonomi seluruh dunia."

Dow Jones Industrial Average ditutup 59,79 poin lebih tinggi (0,50 persen) pada 12.044,40 dan indeks komposit saham teknologi Nasdaq naik 14,59 poin (0,54 persen) menjadi 2.715,61.

Sementara itu indeks S & P 500 yang lebih luas naik 9,17 poin (0,71 persen) pada 1.304,28.

Dengan Jepang terikat ke dalam hampir setiap sektor ekonomi global, dampaknya langsung terasa.

Saham Toyota AS merosot 2,1 persen karena perusahaan mengumumkan penghentian produksi di pabrik di Hokkaido, Tohoku, Miyagi dan Kanto.

Dengan pelabuhan Jepang banyak yang tutup, ada kekhawatiran bahwa ekspor dan impor akan terpengaruh.

"Kami juga sedang mengevaluasi situasi pemasok, dealer dan dampak pada kendaraan impor Amerika Utara," kata perusahaan dalam sebuah pernyataan.

Saingan Toyota AS, Ford memperlihatkan sahamnya naik 2,1 persen.

Maersk Line -- yang memiliki armada kontainer terbesar di dunia -- mengatakan kantor-kantornya di Tokyo dan pelabuhan besar Yokohama ditutup.

Saham United Continental, Google, Wal-Mart dan Coca-Cola semua membukukan kerugian.

Sementara harga minyak mentah jatuh karena para pedagang memperkirakan konsumsi lebih rendah di Jepang, importir dan konsumen minyak ketiga terbesar dunia.

Bencana tersebut terjadi sehari setelah Wall Street dilanda aksi jual besar, disebabkan oleh defisit perdagangan AS yang lebih luas dari yang diperkirakan, kekurangan perdagangan yang langka di China, penurunan peringkat baru di Eropa dan gejolak di Arab Saudi dan Libya.

"Fokus pasar telah benar-benar berubah," kata David Campione dari Briefing.com.

"Selain korban manusia yang mengerikan, dampak ekonomi akan signifikan dan dapat meningkat karena ada peringatan tsunami untuk Hawaii dan Pantai Barat (AS)."

Sejauh ini hanya ada sedikit kerusakan dari gelombang tsunami di California, dengan Pelabuhan Oakland, dekat San Fransisco, hanya melaporkan penundaan kecil, membantu meyakinkan investor bahwa gangguan perdagangan utama telah terhindari.

"Penjaga Pantai (Coast Guard) Amerika Serikat menunda transfer bahan bakar dan bahan berbahaya, sehingga kapal yang dijadwalkan untuk mengambil bahan bakar selama ini akan harus menunggu sampai Penjaga Pantai membuka suspensi," kata juru bicara Robert Bernardo.

Harga obligasi beragam di tengah kegelisahan. Hasil untuk obligasi negara 10-tahun naik menjadi 3,40 persen dari 3,39 persen pada akhir Kamis, sedangkan yield obligasi 30-tahun stabil di level 4,54 persen.

Harga dan hasil obligasi bergerak berlawanan arah. (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011