Uqayla, Libya (ANTARA News/AFP) - Pejuang Libya terpukul mundur dari posisi dekat kota perminyakan Ras Lanuf dalam serangan udara dan penembakan artileri pada Sabtu, ketika pasukan setia Gaddafi melaju ke depan.

Setelah tak lagi berupaya mengambil alih Ras Lanuf, pejuang antirezim berusaha membangun garis pertahanan baru 30 kilometer lebih ke timur di sepanjang jalan pesisir mengarah ke Brega, di luar desa Uqayla.

Di tempat itu, pos terakhir para pejuang sebelum garis depan, sekitar 70 sukarelawan bersenjata dari Libya timur tergerus dan terpendar saat pesawat tempur pemerintah mengangkasa di udara dan mendengarkan suara letusan artileri di arah barat.

Para sukarelawan menjelaskan bahwa satu unit dari bekas tentara angkatan bersenjata, sekarang menjadi bagian penyerbu dalam pemberontakan, masih beraksi di sisi barat, di bawah hujan artileri, tetapi pejuang bersenjata ringan tersebut telah mundur.

"Pagi ini kami berada di sana, 30 kilometer dari sini, tetapi kami harus mundur karena banyak bom," kata Wanis Muftar, 40 tahun, seorang sukarelawan mengenakan baju kamuflase militer dan memegang senapan serbu Kalashnikov kepada AFP.

"Insya Allah, kami akan mencoba mengirim orang untuk serangan balasan," tambahnya.

Tarek, seorang pejuang berusia 32 tahun dari kelompok revolusi di Benghazi, kota kedua terbesar Libya, menyetujui dan mengonfirmasi bahwa para pejuang tidak punya pilihan selain menarik mundur tetapi berjanji mereka akan merespon.

Pemberontak, yang sudah melawan 42 tahun rezim Gaddafi selama satu bulan telah mengambil alih kota kecil Ras Lanuf, tempat kilang minyak Libya di pesisir Mediterania, sejak pekan lalu, namun akan kehilangan kuasa setelah serangan besar pada Kamis.

Sekarang, para pejuang tampak meningkatkan pertempuran untuk mundur ke jalan pesisir mengarah ke Brega, kota utama terakhir sebelum Ajdabiya, gerbang untuk Libya timur dengan banyak jalan menuju kota yang sudah dikuasai pejuang seperti Benghazi dan Tobruk.

Sebelumnya, pos pemeriksaan Uqayla telah menjadi target dua serangan udara. Seorang wartawan AFP di lokasi menyaksikan sejumlah kendaraan dan truk pick-up pejuang kabur dari garis depan, mundur menuju Brega, 40 kilometer ke timur.

Tiga pejuang terluka dibawa ke rumah sakit Brega untuk perawatan, termasuk seorang pejuang yang terkena serpihan peluru, kata Dr. Yussef al-Badri di tempat.

Dalam pertemuan darurat pada Sabtu di luar kehadiran Libya, Liga Arab sepakat mendukung rencana Barat untuk memberlakukan zona larangan terbang agar mencegah pasukan Gaddafi tidak menyerang pejuang dari udara, kata para diplomat.(*)

(Uu.KR-IFB/M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011