London (ANTARA News) - Jumlah wisatawan Rusia mengalami peningkatan, namun masih mengalami kendala dengan penerbangan yang bila dapat diatasi secepatnya diharapkan wisatawan Rusia akan membanjiri Indonesia.

Hal ini seiring dengan krisis ekonomi internasional mulai mereda, ujar Counsellor/Penanggungjawab Devisi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Moskow M. Aji Surya dalam keterangannya kepada ANTARA London, Kamis.
Selama tahun 2010 wisatawan Rusia yang berkunjung ke Indonesia sebanyak 79.100 orang atau mengalami kenaikan 15 persen dibanding tahun sebelumnya. Adapun tujuan utamanya sebagian besar ke Bali yaitu 65 ribu.

Direktur Promosi Luar Negeri Kembudpar, Noviendi Makalam, pada pembukaan pameran ke-18 Moscow International Travel & Tourism (MITT), mengatakan turis Rusia berasal dari upper class dengan rata-rata pengeluaran 1500 dolar AS per-kunjungan per-orang, termasuk tertinggi diantara turis asing lainnya yaitu sekitar 1000 dolar-an.

Disebutkan juga bahwa potensi turis Rusia ke Indonesia masih sangat besar karena turis Rusia yang terserap umumnya orang kaya baru. Sebagai perbandingan, turis Rusia ke Mesir pada kisaran dua juta per-tahun, Thailand 600 ribu dan Korea 150 ribu.

Salah satu masalah yang masih mengganjal maraknya turis Rusia ke Indonesia adalah tertundanya pelaksanaan penerbangan langsung (scheduled direct flight) baik dari maskapai penerbangan Indonesia maupun Rusia.

Sejak satu setengah tahun lalu, wacana penerbangan langsung sudah mengemuka dan Air Service Agreement-nya kemungkinan besar baru akan ditandatangani akhir bulan ini.

Meskipun begitu, bagi Noviendi, yang paling penting adalah implementasi dari Air Service Agreement tersebut dalam bentuk penerbangan langsung.

Diperkirakan, bila hal tersebut terealisir maka kunjungan turis Rusia dipastikkan akan melonjak diatas 100 ribu orang.

Sejauh in, turis Rusia terangkut ke Indonesia dengan charter flight ataupun penerbangan reguler melalui Singapura, Doha, Dubai dan Abu Dhabi.

"Logikanya simple. Manakala ada penerbangan langsung, maka biaya kunjungan akan terpangkas secara signifikan. Ujung-unungnya akan banyak turis Rusia yang mampu melancong ke Indonesia," ujar Noviendi. "Tanpa penerbangan langsung dan reguler maka kita hanya mematok peningkatan 15 persen pada tahun depan," tambahnya.

Sementara itu Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Moskow, Dian Wirengjurit menandaskan masalah penerbangan langsung harus digeber bila Indonesia menginginkan lebih banyak turis Rusia berdatangan.

Dengan ditandatanganinya Air Service Agreement kedua negara dalam waktu dekat diharapkan pihak maskapai penerbangan tergerak untuk melakukan penerbangan langsung secara terjadwal, ujarnya.

MITT merupakan pameran industri pariwisata tahunan terbesar di Rusia dan ketiga di dunia yang mendatangkan 120 ribu konsumen selama empat hari pameran dari tanggal 16 sampai 20 Maret mendatang.

Dalam pameran MITT yang ke-18 ini, sebanyak 10 industri pariwisata Indonesia hadir untuk menjual berbagai paket wisata di Indonesia. (ZG/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011