Pati (ANTARA News) - Keluarga Ulil Abshar Abdalla sangat menghormati perbedaan pendapat dan pandangan tentang Islam, kata adik ipar Ulil, Liwaudin.

"Saudara yang lain, yang juga menjadi pengasuh pondok pesantren mempersilahkan adanya perbedaan pendapat tentang Islam, mengingat masing-masing memiliki dasar dan prinsip sendiri," ujar Liwaudin di Pati, Kamis.

Menurut dia, keluarganya sama-sama berjuang untuk kebenaran Islam dengan jalur yang berbeda.

Memaknai ajaran Al Quran dan Hadis, kata dia, bisa dilakukan secara kontekstual, meskipun pandangan Ulil dengan orang yang memiliki dasar pendidikan Agama Islam di pesantren juga berbeda.

"Saya sendiri, sering berbeda pendapat tentang Islam dengan Ulil," ujarnya.

Dalam ajaran Islam, katanya, perbedaan merupakan rahmat atau kasih sayang, sebatas untuk kebaikan bersama.

Terkait dengan paket bom yang dikirimkan ke Kantor Komunitas Utan Kayu yang selama ini dikenal sebagai kantor Jamaah Islam Liberal (JIL), Liwaudin menduga, terkait dengan persoalan politik hingga isu perombakan kabinet.

"Kemungkinan lainnya, terkait pembelaan Ulil terhadap jemaah Ahmadiyah karena sama-sama sebagai warga negara," ujarnya.

Ia berharap, Ulil selamat dalam perjuangannya memajukan Islam di Indonesia.

"Kami juga berharap, kasus pengiriman paket bom tersebut diusut tuntas," ujarnya.

Ahmad Muat Tohib yang merupakan guru sekolah Ulil ketika menempuh pendidikan di Madrasah Mathali`ul Falah, di Desa Cebolek, Kecamatan Margoyoso, Pati, mengakui, Ulil merupakan murid yang pandai, dibuktikan dengan nilai sejumlah mata pelajaran yang selalu di atas angka tujuh.

Terkait dengan paham Islam liberal yang dianut Ulil, Ahmad mengaku, tidak sependapat.

"Saya juga memiliki cara pandang sendiri tentang Islam," ujarnya.(*)

(U.KR-AN/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011