Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mengatakan bahwa Society 5.0 atau Masyarakat 5.0 merupakan peluang bagi para pengembang aplikasi untuk mendukung pemajuan dan pengembangan desa digital.

“Ini (Society 5.0) ruang sangat luas yang bisa dimanfaatkan para pengembang aplikasi, pegiat sosial, dan para NGO (lembaga swadaya masyarakat). Pemerintah akan memberikan fasilitas,” kata Sukamta ketika memberi paparan dalam seminar bertajuk “Pengembangan Desa Digital pada Masa Pandemi COVID-19” yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube Ditjen IKP Kominfo, dan dipantau dari Jakarta, Jumat.

Masyarakat 5.0 merupakan konsep yang berpusat pada manusia atau human centric, di mana manusia mampu menyelesaikan berbagai permasalahan sosial dan tantangan dengan memanfaatkan berbagai inovasi teknologi yang lahir pada Revolusi Industri 4.0.

Baca juga: MK sebut telah lakukan aksi nyata untuk beradaptasi dengan Society 5.0

Salah satu pemanfaatan teknologi yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi permasalahan sosial adalah dengan mengembangkan desa digital guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terlebih setelah mengalami dampak pandemi COVID-19.

Akan tetapi, menurut Sukamta, Indonesia masih belum dapat sepenuhnya menerapkan Society 5.0, terutama di wilayah perdesaan karena masih fokus dalam mengembangkan infrastruktur pendukung pemanfaatan teknologi di berbagai lini kehidupan.

Baca juga: MK: Perlu reformasi penegakan hukum untuk sambut Society 5.0

Dalam materi paparannya, Sukamta menunjukkan bahwa hanya 36 persen masyarakat dewasa di perdesaan yang sudah menikmati internet pada tahun 2019. Meskipun persentase tersebut mungkin sudah mengalami peningkatan mengingat akselerasi pembangunan infrastruktur teknologi akibat pandemi.

Ia meyakini bahwa dengan mendorong dan memfasilitasi masyarakat desa dengan berbagai inovasi teknologi, pemerintah setempat dapat mengoptimalkan desa dengan konsep "smart village". Pihaknya berharap agar pemanfaatan teknologi dalam optimalisasi "smart village" dapat berimbas pada peningkatan perekonomian masyarakat.

“Ini (pengembangan 'smart village', red.) kalau bareng-bareng dengan dimanajeri (diatur, red.) oleh kepala desa atau lurah, saya yakin bisa dilakukan,” kata Sukamta.

Baca juga: Menteri KP katakan SDM kelautan harus siap hadapi "Society 5.0"

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2021