Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Intelijen Negara Jenderal Polisi (Purn) Sutanto mengatakan bahwa BIN sedang mendalami kasus teror bom dengan modus kiriman paket buku yang dikirimkan ke sejumlah sasaran belum lama lalu.

"Kesulitan yang dihadapi intelijen karena pelaku teror tidak akan munculkan diri, sehingga perlu dilakukan pendalaman," kata Sutanto usai menghadiri rapat pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Intelijen Negara di Komisi I DPR RI di Jakarta, Selasa.

Sutanto menegaskan, dirinya belum bisa menjelaskan perihal teror bom buku yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya karena BIN masih melakukan pendalaman.

Mantan Kapolri ini meminta agar pers tidak menanyakan substansi pendalaman agar tidak mengganggu proses penyelidikan.

"Perkembangannya belum bisa saya sampaikan sekarang karena sedang didalami," katanya.

Ketika dikatakan, BIN kecolongan dengan munculnya teror bum buku di Jakarta dan sekitarnya, menurut dia, teror bom tidak hanya terjadi di Indonesia, di luar negeri pun terjadi teror bom.

Menurut dia, di Amerika Serikat juga ada teror ketika gedung WTC di New York ditabrak oleh pesawat pada 11 September.

Munculnya teror bom buku saat ini, kata dia, bukan berarti intelijen kecolongan, karena sejak tahun 2002 hingga sekarang sudah banyak pelaku teror yang berhasil diungkap sebelum terjadi peristiwa peledakan bom.

"BIN telah bekerja optimal mengantisipasi teror bom. Antisipasi terhadap teror di Indonesia sudah cukup cepat. Itu berarti antisipasi teror di Indonesia sudah cukup bagus," ujarnya.

Terhadap teror bom buku, menuurt dia, BIN masih terus melakukan pendalaman dan belum bisa dijelaskan saat ini.

"Kalau saya mengatkan perkembangan, sama saja saya memberi tahu," katanya.

(R024/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011