"Kita close yang ke Denpasar karena ada penurunan kapasitas."
Jakarta (ANTARA News) - Pasca-gempa diikuti gelombang pasang air laut (tsunami) yang terjadi di negera Jepang pada 11 Maret 2011 berdampak negatif pada jumlah kapasitas penumpang PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) ke Jepang yang menurun hingga 10 persen.

"Kapasitas penumpang untuk penerbangan Garuda menuju Jepang mengalami penurunan sekitar 10 persen dari kapasitas semula yang rata-rata mencapai 300 prang," kata Direktur Pemasaran dan Penjualan GIAA, M. Arif Wibowo, usai penandatangan kerjasama bisnis dengan Bank Mandiri (BMRI) melalui program "Buy One Get One Free Tiket Pesawat Garuda Indonesia rute International Tertentu" di Jakarta, Jumat.

Ia mengemukakan, kendati jumlah kapasitas penumpang Garuda mengalami penurunan, penerbangan dari dan ke Jepang masih cukup baik.

"Ada sedikit penurunan kapasitas penerbangan dari dan ke Jepang, tetapi penerbangannya masih cukup baik," katanya.

Ia mengatakan, saat ini Garuda menjalani penerbangan ke Negeri Sakura itu sebanyak 24 kali dalam sepekan dengan jumlah penumpang rata-rata setiap pesawat 300 orang. Selama ini Jepang memberi kontribusi terhadap total pendapatan perseroan sebesar 20 persen.

Arif menyatakan, ada penggabungan rute untuk mengatasi penurunan penerbangan ke Jepang. Perseroan akan menggabungkan rute Narita, Jakarta, dan Denpasar hingga akhir Mei.

"Kita close yang ke Denpasar karena ada penurunan kapasitas. Frekuensi Tokyo ada 14 kali, Nagoya 6 kali, dan Osaka 3 kali. Jadi ada pengurangan 7 kali. Kita berharap summer holiday pada Juni-Agustus tidak terlalu turun," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini pihaknya sedang mempertimbangkan untuk mengalihkan penerbangan ke pasar Timur Tengah untuk mengurangi dampak penurunan itu.

"Pasar umrah itu sampai 250 ribu, banyak yang sudah dapat visa, tapi belum dapat penerbangan. Jadi, kita akan tingkatan pengisian sekitar 98 persen, dan Jepang sekitar 60 persen," katanya.

Ia mengharapkan, periode golden week pada 22 April - 8 Mei 2011 tidak terlalu berpengaruh terhadap bencana alam Jepang. Diharapkan Jepang dapat kembali pulih dalam waktu 3 bulan mendatang, karena kontribusi penerbangan ke Jepang sekitar 20 persen ke pendapatan perseroan.

Garuda masih optimistis pada tahun ini mendapatkan laba bersih sesuai harapan perseroan, yakni senilai Rp1,4 triliun, sedangkan pendapatan mencapai Rp19 triliun didukung dari peningkatan jalur penerbangan pada semester kedua 2011.

"Perseroan masih optimistis laba bersih di tahun ini dapat mencapai Rp1,4 triliun, sedang pendapatan Rp19 triliun, terutama didukung dari peningkatan trafik pada semester dua tahun ini," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011