I Gusti Ngurah Arya Wedakarna hadir mengenakan baju kebesarannya, hitam-biru. Kedatangannya bersama Saniri Latupati (Pemangku adat di Maluku) dan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu disambut oleh paduan suara gabungan antara Sirisori Islam dan saudara pela-gandong (ikatan kekerabatan antar beberapa desa Islam dan Kristen) mereka, Negeri Haria, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku, yang menyanyikan lagu bertajuk Gandong.
Rombongan kemudian dibawa dengan "perahu kaki" yang dibuat dari gaba-gaba (pelepah daun sagu) atau dalam bahasa setempat dikenal dengan "poli-poli latwarua" .
Tak seperti layaknya perahu biasa, raja Bali Majapahit, gubernur Maluku dan para latupati diharuskan berjalan dengan memegang perahu yang tidak ada alasnya itu, menuju Istana Sirisori Islam.
Saat tiba di depan balairung istana, mereka disambut oleh remaja puteri Sirisori Islam yang menarikan tari sawat. Para penari itu mengenakan kabaya dansa (pakaian daerah Maluku).
Tidak hanya menyaksikan pengukuhan Raja Johny Pattisahusiwa oleh Bupati Maluku Tengah Abdullah Tuasikal, Raja Bali Majapahit juga turut ambil bagian dalam prosesi pengambilan sumpah adat yang dilangsungkan di Toma Gola Pailemahu, rumah adat Negeri Sirisori Islam.
I Gusti Ngurah Arya Wedakarna M. Wedasteraputra Suyasa III menyematkan medali emas di dada Johny Karim Pattisahusiwa dan istri, serta menyerahkan keris pusaka kerajaan Negeri Sirisori Islam.
Ia juga memberikan cinderamata lonceng kecil yang terbuat dari tembaga kepada gubernur Maluku. Sebelum menyerahkannya, I Gusti Ngurah Arya Wedakarna M. Wedasteraputra Suyasa III terlihat mendoakan lonceng tersebut secara agama Hindu.(*)
(T.KR-IVA/A011)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
ternyata ada raja majapahit bali to...
aq ud lama tinggal di bali kok ga tau ya?
perasaan ga ada dhe istana-nya...
kalo gt raja majapahit bali tinggal dmn??
di gubuk??
kasian.. wkwkwkwkwkwk
aq ga mendukung arya weda karna..
knp musti dia yg jd raja???
kayak di bali ga ada orang yg lebh baik aja...
Kesannya mau kembali ke jaman kerajaan.
Aneh aja
Udah ga jama pake raja
Sekarang mengarah ke Post Modern, dimana batas batas negara akan hilang.
Tapi ndak apa-apa, kalau dalam konteks pelestarian budaya, dimana raja hanya simbol saja.
Mau niru Inggris ya Brow?