Tanjungpinang (ANTARA News) - Kapal Tugboat Marina 26 yang sedang menarik tongkang Marine Power 3301 berbendera Indonesia dirampas oleh perompak di sekitar perairan Pulau Tioman, Malaysia, yang berada di Laut China Selatan dan berbatasan dengan Laut Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

"Tugboat yang sedang menarik tongkang tanpa muatan tersebut dirampas saat dalam perjalanan dari Singapura menuju Kohkong, Kamboja, untuk menjemput pasir darat," kata pemilik kapal PT Bahtera Bestari Shipping, Hengky Suryawan di Tanjungpinang, Senin.

Hengky mengatakan, perampasan terjadi pada Selasa (22/3) pukul 22.00 WIB dan baru diketahui pada Sabtu (26/3), setelah sepuluh orang awak kapal diselamatkan oleh nelayan Natuna pada pukul 11.00 WIB saat terombang-ambing ditengah laut di titik koordinat 05.17.690 N 108.19.668 E.

"Awak kapal terombang-ambing di laut lepas selama 39 jam didalam sekoci penyelamat (liferaft) setelah dibebaskan perompak pada Kamis, 24 Maret 2011," ujarnya.

Hengky mengatakan, berdasarkan pengakuan Kapten Kapal Tugboat Marina 26, Amri Arsyad, mereka dibajak disekitar perairan Pulau Tioman, Malaysia dititik koordinat L 02.57 B 104 oleh lebih dari sepuluh orang perompak yang datang dengan kapal cepat bersenjatakan parang.

"Awak kapal disekap selama dua hari didalam kamar kapal dengan kaki dan tangan terikat sebelum dilepaskan," ujarnya.

Dia mengatakan, selama disekap dua hari, awak kapal tugboat 2x1200 HP Nomor 2486/Ppm dan tongkang 330x90x20 Fit tersebut diberi makan dengan cara disuap oleh perompak.

"Saat awak kapal dibebaskan dengan `liferaft` mereka dibekali perompak dengan makanan mie instan dan air, serta uang Rp750 ribu," ujarnya.

Selain itu, menurut Hengky surat-surat penting milik awak kapal dikembalikan oleh perompak, namun dua kapal beserta surat-suratnya dibawa kabur.

"Perompaknya sangat profesional berdasarkan pengakuan kapten kapal, karena `liferaft` yang dilengkapi dengan lampu isyarat juga diputus oleh perompak sebelum membebaskan awak kapal," katanya.

Hengky menambahkan, salah seorang perompak mengaku berasal dari Palopo, Sulawesi Selatan setelah berbicara dengan anak buah kapal saat disekap, sedangkan perompak yang lain berbicara dalam bahasa Inggris.

"Kami menduga perompak tersebut jaringan internasional yang sering beraksi di perairan itu," katanya.

Dikatakan dia, di perairan yang sama sebelumnya sudah sering terjadi perompakan, termasuk kapal Tugboat Marina 10 miliknya juga pernah dirompak pada 2010, namun hanya alat-alat elektronik yang ada dikapal dibawa kabur perompak.

"Kami berharap, aparat terkait dari Indonesia, Malaysia dan negara ASEAN lain memperketat pengamanan jalur pelayaran agar tidak terjadi lagi perompakan," katanya.

Kapolres Natuna, AKBP Dwi Yulistio, yang dihubungi dari Tanjungpinang mengatakan, sepuluh orang awak kapal Tugboat Marina 26 dan tongkang Marine Power saat ini masih dalam pemeriksaan di Mapolres Natuna setelah diselamatkan nelayan.

"Kami masih mendalami pemeriksaan terhadap korban, pengakuan sementara kejadiannya bukan di perairan Indonesia," katanya.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011