Layak menyandang sebagai Kabupaten ODF
Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Sebanyak 139 Desa di wilayah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, dinyatakan bebas buang air besar (BAB)  di sembarangan tempat.

"Pemerintah Provinsi NTB beberapa hari lalu telah memverifikasi Kabupaten Lombok Tengah dan telah dinyatakan lulus atau layak menyandang sebagai Kabupaten ODF (Open Defecation Free)," kata Bupati Lombok Tengah, H Lalu Pathul Bahri di Praya, Rabu.

Ia mengatakan, selain menuntaskan ODF, pemerintah daerah ke depan tidak hanya sampai di sini saja, namun harus ditingkatkan untuk tuntas empat pilar lainnya yaitu pilar dua cuci tangan pakai sabun (CTPS), pilar tiga pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pilar empat pengelolaan sampah.

"Pilar lima pengelolaan limbah cair rumah tangga (IPAL)," katanya.

Baca juga: "Wajah baru Jakarta" belum bebas limbah tinja

Baca juga: Temanggung deklarasikan terbebas dari perilaku BAB sembarangan


Proses pencapaian STBM Pilar satu telah dilakukan melalui kolaborasi para pihak. Pembangunan berbagai fasilitas sanitasi, pendampingan serta penyadaran masyarakat oleh Bappeda, PUPR, Dinas Kesehatan, Sanitarian Puskesmas dan Instansi lainnya terus dilakukan dalam percepatan pencapaian Tuntas Pilar satu STBM.

"Upaya mendorong pencapaian STBM, pada tahun 2020-2021, Lembaga Transform bekerja sama dengan Yayasan Plan International Indonesia melaksanakan kegiatan WINNER Project (Women and Disability Inklusif wash and nutrition)," katanya.

Tujuannya adalah meningkatkan akses terhadap layanan air, sanitasi dan hygiene. Upaya ini merupakan bentuk realisasi untuk tercapainya target layanan universal akses air dan sanitasi tahun 2030 target SDG’s.

Dalam mendukung peningkatan akses STBM, Winner Project telah melakukan pelatihan dan monitoring STBM GESI (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang berkesetaraan Gender dan Inklusi).

"Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan sanitarian dan kader dalam pemicuan STBM GESI di masyarakat yang dilakukan di 40 desa," katanya.

Selain itu juga dilakukan, monitoring kesetaraan gender dan inklusi dalam sanitasi, pelatihan pembuatan pembalut ramah lingkungan, pendampingan sekolah terkait manajemen kesehatan menstruasi serta verifikasi Desa STBM.

"Pelatihan STBM GESI dilakukan di 24 desa pilot proyek winner yang dibagi dalam 3 zona, zona Selatan (pesisir pantai), zona tengah (urban), zona Utara (pegunungan/bukit)," katanya.

Baca juga: Bupati Klungkung serahkan Sertifikat Desa Bebas BAB Sembarangan

Baca juga: Sumbawa Barat ditetapkan kabupaten bebas BAB sembarangan

Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021